Sumber Artikel Internet

Kamis, 26 Desember 2013

Korban Tewas Akibat Letusan Merapi Capai 110 Orang

Pasca meletus dengan dahsyat pada Rabu (3/11/2010) sore dan Kamis (4/11/2010) malam, Gunung Merapi belum juga memperlihatkan tanda-tanda akan tenang kembali. Pasalnya, Sabtu (6/11/2010) gunung setinggi 2.014 meter dari permukaan laut (dpl) yang berada di perbatasan Yogyakarta dan Jawa Tengah tersebut sekitar pukul 07.00 WIB kembali mengeluarkan suara gemuruh dengan disertai asap hitam yang membumbung ke langit.

Seperti dikutip dari laman Detik.com, suara itu membuat ratusan warga dari beberapa desa di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, yang meninggalkan barak-barak pengungsian di Kabupaten Prambanan, Kabupaten Klaten, sekitar pukul 06.00 untuk kembali ke desanya masing-masing, ketakutan dan dievakuasi kembali ke barak-barak pengungsian tersebut. Pasalnya, desa-desa mereka berada dalam zona tidak aman, yakni hanya berjarak 10-17 km dari puncak Merapi.
Untuk diketahui, pasca letusan pada Kamis malam, hingga Sabtu (6/11/2010) dinihari Merapi masih saja memuntahkan abu vulkanik dan awan panas, sehingga bukan saja banyak desa di sekitar lereng Merapi yang luluh lantak akibat terjangan awan bersuhu hingga 800 derajat celcius itu, namun seluruh kawasan Kabupaten Klaten, Boyolali, dan Magelang di Jawa Tengah, juga Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengalami hujan abu vulkanik pekat. Hujan abu ini bahkan terjadi juga di Solo, Jawa Tengah, serta Bandung, Ciamis, dan Pangandaran di Jawa Barat. Sementara lava pijar yang dikeluarkan Merapi menggelontor ke Kali Kuning, Kali Gendol dan Kali Woro yang berada di sisi barat gunung itu.
Menjelang pagi, erupsi gunung paling aktif di Pulau Jawa itu mereda, sehingga warga yang mengungsi di barak-barak pengungsian di Kabupaten Prambanan, antara lain warga dari Desa Ngemplakseneng dan Balerante, Kabupaten Klaten, memanfaatkan kesempatan ini untuk melihat kondisi rumah mereka sejak ditinggal mengungsi.
“Sekalian mau mengambil pakaian yang bersih," imbuh Sumaryono, warga Ngemplakseneng.
Namun belum lama mereka tiba di desanya, Merapi kembali bergemuruh disertai muntahan asap hitam membunung tinggi ke angkasa. Mereka pun panik dan meminta kepada tim SAR maupun anggota TNI/Polri yang mengantar mereka pulang, agar dikembalikan ke barang pengungsian. Sebagian dari mereka diangkut dengan truk dan sisanya dengan motor ke barang yang berada dalam jarak lebih dari 20 km dari puncak Merapi, atau dalam zona aman.
Hingga Sabtu pagi, jumlah korban tewas sejak Merapi meletus pada 26 Oktober 2010 menjadi 110 orang, karena pada Sabtu pagi tim SAR menemukan lagi satu korban tewas di Kabupaten Sleman. Korban bernama Ahmad Haryanoto ini ditemukan tewas dalam posisi posisi tidur di dalam kamarnya. Tubuh pemuda 18 tahun yang tinggal sekitar 25 meter dari tanggul Kali Gendol ini hangus terbakar akibat sambaran wedhus gembel yang menerjang desanya.
Dari 110 korban tewas ini, 69 di antaranya tewas terbakar ketika Merapi meletus pada Kamis malam dengan memuntahkan abu vulkanik, lava pijar dan awan panas yang luar biasa banyaknya dengan jarak luncur mencapai belasan kilometer dari bibir kawah. Letusan ini membuat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVBMG) memperluas cakupan area zona bahaya Merapi dari 15 km menjadi 20 km dari puncak Merapi.

Sementara itu, terkait dengan musibah ini, SBY memutuskan untuk berkantor di Gedung Agung, Yogyakarta, agar dapat memantau langsung penanganan bencana.

Korban Tewas Akibat Letusan Merapi Capai 110 Orang Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

0 komentar:

Posting Komentar