Sumber Artikel Internet

Rabu, 25 Desember 2013

Mbah Marijan dan Redaktur VIVAnews Tewas Ditejang Wedus Gembel

Kuncen gunung Merapi, Mbah Marijan, dan redaktur VIVAnews.com Yuniawan Nugroho, tewas diterjang wedus gembel alias awan panas piroklastik yang dimuntahkan gunung Merapi saat gunung setinggi 2.914 meter dari permukaan laut itu meletus, Selasa (26/10/2010) pukul 17.02 WIB. Bersama mereka, juga tewas puluhan warga lainnya.

Seperti dikutip dari laman VIVAnews dan Detik.com, Rabu (27/10/2010), jenazah Mbah Marijan ditemukan Rabu (27/10/2010) pukul 05.00 di dapur rumahnya di Dusun Kinahrejo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dalam posisi bersujud. Sementara jenazah Yuniawan ditemukan di dekat rumah kuncen yang juga bintang iklan minuman isotonik Kuku Bima tersebut.
Sejak gunung Merapi dinaikkan statusnya dari siaga menjadi awas oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVG), Senin (25/10/2010), Mbah Marijan ngotot tak mau mengungsi dengan alasan belum mendapat wangsit kalau Merapi bakal meletus.
Pada 2006, ketika Merapi menggeliat, laki-laki yang telah lebih dari 20 tahun menjadi kuncen gunung Merapi ini juga enggan mengungsi dengan alasan belum waktunya gunung Merapi meletus, dan dia benar, sehingga namanya langsung tersohor, dan dia bahkan didapuk menjadi bintang iklan. Namun kali ini prediksi Mbah Marijan meleset. Gunung Merapi meletus. Muntahan debu vulkaniknya dapat membuat nafas sesak, sementara luncuran wedus gembel-nya yang memiliki suhu hingga 800 derajat celcius, dapat menghancurkan dan memusnahkan apapun yang diterjang dan dilaluinya, termasuk Desa Kinahrejo dan seisinya. Desa itu kini luluh lantak, tinggal puing-puing berserakan dan jenazah yang luka parah akibat terbakar.
Kepastian tewasnya Mbah Marijan diketahui berdasarkan struktur wajah, kopiah, dan baju batik yang dikenakannya ketika jenazah kuncen Merapi ini ditemukan tim SAR di dapur rumahnya. petugas Tim SAR Yogyakarta, Suseno, bahkan yakin betul kalau jenazah itu memang Mbah Marijan.
"Kalau dilihat dari batiknya dan kopiah yang dipakai, kita yakin (ini Mbah Marijan)," katanya.
Jenazah kuncen malang ini dilarikan tim SAR ke RS Sardjito untuk diotopsi.

Yuniawan Nugroho yang akrab disapa Wawan, berada di Desa Kinahrejo ketika erupsi Merapi, karena salah seorang redaktur di situs berita www.VIVAnews.com ini memang sedang meliput aktifitas Merapi. Bahkan sebelum tewas, Wawan sempat mewawancarai Mbah Marijan terkait aktifitas gunung Merapi kali ini.
Menjelang detik-detik letusan Merapi, Wawan kembali menemui Mbah Marijan untuk mewawancarai sekaligus mengajaknya mengungsi. Namun Mbah Marijan tetap bersikukuh tak mau mengungsi, sehingga Wawan memutuskan untuk meninggalkannya. Namun baru beberapa langkah meninggalkan rumah Mbah Marijan, Merapi meletus dengan memuntahkan debu vulkanik dan awan panas piroklastik. Kecepatan luncuran awan panas ini yang dapat mencapai kecepatan 150-250 km/jam, membuatnya tak dapat menghindar. Awan panas yang oleh penduduk setempat disebut wedus gembel ini menggulungnya, dan membuatnya tewas seketika.
Hingga Rabu (27/10/2010) pukul 09.00, jumlah korban akibat letusan Merapi yang tercatat di RS Sardjito telah mencapai 25 orang. Jumlah ini diperkirakan masih akan bertambah karena ketika Merapi meletus, masih banyak warga yang masih berada di rumahnya, termasuk warga Desa Kinahrejo. Bahkan dari 25 korban tewas, 14 di antaranya ditemukan di Desa Kinahrejo, di sekitar rumah Mbah Marijan.
Kepala Rumah Sakit dr Sardjito, Heru Krisno Nugroho, menjelaskan, selain 25 orang tewas, 14 orang lagi dalam keadaan kritis karena mengalami luka bakar hingga 80%.
"Dari korban yang tewas, masih ada yang belum dapat diindetifikasi," imbuhnya.
Di antara 25 korban tewas, terdapat seorang batyi berusia 6 bulan yang meninggal akibat sesak nafas setelah Merapi memuntahkan debu vulkanik.
Sementara itu, seorang pembaca Detik.com melaporkan, semburan debu vulkanik Merapi mencapai kawasan Pengandaran, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, yang berjarak sekitar 795 kilometer dari Yogyakarta. Pembaca bernama Taopik tersebut menjelaskan, abu vulkanik Merapi yang mencapai wilayahnya membuat wilayah Pangandaran seperti mengalami gerimis berupa abu.
"Abunya tidak begitu kelihatan. Bentuknya seperti gerimis, turun tengah malam, sekitar 1 jam," ujarnya, Rabu (27/10/2010).
Akibat abu tersebut, genteng dan pepohonan menjadi kotor dengan ketebalan mencapai 1 cm. Namun hujan debu di Ciamis tidak berlangsung lama karena hujan turun di wilayah itu.
Selain mencapai Pangandaran, abu vulkanik Merapi juga mencapai kawasan Gombong di Kebumen, dan Cilacap.

Mbah Marijan dan Redaktur VIVAnews Tewas Ditejang Wedus Gembel Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

0 komentar:

Posting Komentar