Para peneliti Indonesia hengkang ke Malaysia karena selain kurang sejahtera, anggaran untuk penelitian juga rendah dan jajaran birokrasi menerapkan terlalu banyak prosedur serta aturan main ketika izin penelitian diajukan, sehingga penelitian tak dapat berlangsung leluasa.
Menurut peneliti Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang juga guru besar di bidang energi terbarukan dan marketing global, Didik Notosudjono, seperti dikutip harian Media Indonesia, Jumat (17/9/2010), hingga kini profesi peneliti di Indonesia memang belum menjadi sumber daya manusia yang penting untuk memajukan negeri ini, sehingga tak sedikit peneliti Indonesia yang pindah ke lembaga penelitian dan perguruan tinggi di Malaysia. Padahal Indonesia kaya akan keragaman hayati dan hasil Bumi yang jika dikembangkan secara maksimal melalui proses penelitian, dapat mendorong negara ini untuk lebih maju lagi dalam segala bidang.
Problema ini, lanjut Estiko Rijanto, peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), tercermin dari rendahnya anggaran yang dialokasikan pemerintah untuk penelitian, yang hanya sebesar 0,09% dari gross domestik bruto (GDP). Padahal di Malaysia, pada 2003 saja anggaran penelitian telah mencapai 0,7%, dan saat ini jumlahnya telah meningkat 14 kali lipat.
"Dari hal ini saja terlihat, bahwa Indonesia akan tertinggal jauh (dari Malaysia). Indonesia berada dalam situasi berbahaya jika mengabaikan ilmu pengetahuan dan teknologi," lanjut alumnus Universitas Tokyo yang juga penemu mobil robot penjinak bom ini.
Didik menambahkan, rendahnya anggaran penelitian yang menjadi problema para peneliti yang bernaung di BPPT, LIPI, Badan Atom Nasional (Batan), dan lembaga lainnya ini masih berakumulasi lagi dengan penghasilan yang minim dan sikap para birokrat Tanah Air yang menerapkan begitu banyak peraturan serta aturan main saat para peneliti mengajukan surat izin untuk melakukan penelitian di wilayahnya, sehingga penelitian menjadi tidak leluasa dan tidak maksimal.
"Karenanya tak heran jika banyak peneliti negeri ini yang pindah ke Malaysia, karena selain dapat leluasa melakukan penelitian sesuai bidang keahlian mereka, mereka juga digaji 10 kali lipat atau sekitar Rp40-50 juta/bulan," katanya.
Sayang, belum ada data tentang jumlah peneliti Indonesia yang 'hijrah' ke Malaysia. Namun demikian Didik mengakui, peneliti yang 'nrimo' dengan keadaan di negaranya, umumnya telah menjadi PNS, dan masuk dalam jajaran birokrasi. Gaji periset di Indonesia hanya berkisar antara Rp4-5 juta/bulan.
"Pada 2008 di Sukamandi, Presiden SBY sebenarnya telah berjanji akan menaikkan kesejahteraan para peneliti, karena peran seorang peneliti sangat penting. Bahkan janji itu diulangi lagi pada tahun yang sama di hadapan empat menteri. Namun janji itu ternyata hanya tinggal janji," kata Estiko lagi.
Jumat, 16 Agustus 2013
Para Peneliti Indonesia Hengkang ke Malaysia

Artikel Terkait Para Peneliti Indonesia Hengkang ke Malaysia :
Khadafi Berakhir Seperti HitlerKhadafi saat berhaji.Akhir hidup Muammar Khadafi agaknya sama dengan diktator pencetus Perang Dunia II, Hitler. Pasalnya, pada 25 Oktober lalu mantan penguasa Libya yang tewas akibat ditembak pada ba ... readmore
Eks Simbol Seks Dunia Jadi Balon Presiden PerancisBom sex era 1970-an, Brigitte Bardot, mengejutkan masyarakat di negaranya, Perancis. Pasalnya, artis yang pada 1973 mengundurkan diri dari dunia hiburan 'hanya' untuk menjadi aktivis hak pembela bina ... readmore
Penduduk Miskin AS Naik 16%Aksi protes kaum miskin AS.Jumlah warga miskin di Amerika Serikat (AS) tahun lalu bertambah 16% menjadi 49 juta jiwa. Peningkatan jumlah kaum miskin di kalangan lanjut usia, etnis Asia dan Hispanik t ... readmore
Desa Korban Letusan Merapi Jadi Lokasi Wisata'Musibah tidak melulu berarti petaka'. Mungkin inilah pemeo yang digunakan Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Pasalnya, meski aktifitas gunung Merapi belum normal 100 persen, namun in ... readmore
Siswa SD Meninggal Akibat Serangan JantungSerangan jantung biasanya dialami orang dewasa atau mereka yang telah berusia lanjut, namun kini serangan mematikan itu ternyata terjadi juga kepada anak-anak. Terbukti, di Amerika Serikat, seorang a ... readmore
Akibat Kenaikan Harga Pangan, 44 Juta Orang Jatuh MiskinSedikitnya 44 juta penduduk dunia yang bermukim di negara-negara berkembang, jatuh miskin akibat melonjaknya harga pangan dunai dalam beberapa bulan terakhir. Jumlah ini ditengarai akan terus meningk ... readmore
Pemilihan Paus Baru Ditengarai Pertanda Kiamat Telah DekatKONKLAF yang saat ini tengah berlangsung di Vatikan untuk mencari pengganti Paus Benedictus XVI yang mundur pada 28 Februari silam, mengkhawatirkan banyak orang bahwa akhir dunia telah dekat. Seperti ... readmore
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar