(dok. kompas) |
Seperti dikutip harian Media Indonesia, Jumat (8/10/2010), Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan saat penanaman pohon gaharu di Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis (7/10/2010), mengakui, hutan di Papua Barat memang telah dieksploitasi secara sewenang-wenang dan berlebihan.
"Alam punya cara sendiri untuk membalas," katanya.
Diakui, eksploitasi itu dilakukan dengan dua cara, yakni pembalakan liar (illegal logging) dan pemekaran wilayah yang menyebabkan lahan hutan diubah menjadi lahan permukiman.
Data Wahaan Lingkungan Hidup Indonesia(Walhi) menyebutkan, sekitar 30-40 % hutan di kawasan sekitar Wasior, yakni Hutan Suaka Alam Gunung Wondiboi dan kawasan Taman Nasional Laut Teluk Cendrawasih telah mengalami alih fungsi, sehingga Kali Angris dan Kali Kiot meluap dan mengirim banjir bandang bagi warga Wasior. Aktifitas penebangan di hutan-hutan itu disinyalir telah terjadi sejak 1990-an.
Seperti diberitakan Kompas.com, saksi mata banjir bandang Wasior mengatakan, musibah dahsyat itu terjadi pukul 08.30, ketika sebagian warga sedang siap-siap untuk beraktivitas.
"Tiba-tiba terdengar suara gemuruh bersama datangnya luapan air yang menerjang apa saja, dan menyeret apa saja," kata seorang warga.
Sebelum banjir menerjang, hujan turun tiada henti sejak hari Minggu (3/10/2010) sampai Senin (4/10/2010) dini hari. Hujan ini membuat sungai Batang Salai yang berhulu di Pegunungan Wondiboi, meluap, dan mengirim banjir bandang ke Kota Wasior. Selain air dan lumpur, banjir bandang membawa serta bebatuan dan batang-batang kayu berikut akarnya. Akibatnya, rumah-rumah warga di tepi kiri kanan sungai hancur tersapu air.
”Warga yang sudah ke luar rumah bergegas menyelamatkan diri ke perbukitan atau daerah yang lebih tinggi. Sementara warga yang masih di dalam rumah tidak semua bisa menyelamatkan diri. Rumah warga yang umumnya semipermanen dari bahan kayu tergerus dan runtuh. Itulah yang menyebabkan jatuh banyak korban jiwa,” kata Silami, Asisten I Sekretaris Daerah Kabupaten Teluk Wondama.
Hingga Kamis (7/10/2010) sebanyak 91 orang dinyatakan meninggal, 68 orang hilang, 147 orang luka berat, dan 535 orang luka ringan.
Paskalis Kossay, mantan Wakil Ketua DPRD Papua yang kini menjadi Anggota Komisi I DPR RI, sempat meminta agar pemerintah menjadikan bencana Wasior sebagai bencana nasional, namun melalui Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, pemerintah menolak, dengan alasan bencana ini masih dapat ditangani Pemprov Papua Barat, meski harus disokong oleh pemerintah.
Zulkifli Hasan mengakui, untuk mengantisipasi agar bencana serupa tak terulang di masa depan, dimanapun di Bumi Indonesia, maka penegakkan hukum harus dilakukan terhadap para pelaku pembalakan liar.
"Tak ada jalan lain," tegasnya.
0 komentar:
Posting Komentar