Sumber Artikel Internet

Senin, 02 September 2013

Pilot Pesawat Jet Tempur Tewaskan Putra Khadaffi

Kondisi Libia yang kian memanas akibat aksi demonstrasi oposisi yang didukung Amerika dan sekutu-sekutunya, yakni Inggris, Perancis, Italia, dan Kanada mulai memakan korban di kalangan keluarga Presiden Libia Muammar Khadafi. Pasalnya, putra keenam presiden yang telah berkuasa selama 42 tahun ini, Khamis Khadaffi, tewas setelah barak yang dihuninya diserang pilot Libia yang membelot.

Seperti dikutip VIVAnews dari kantor berita Sydney Morning Herald, Selasa (22/3/2011), Khamis tewas pada Sabtu (19/3/2011) malam lalu, namun kabar kematiannya baru diperoleh pada Selasa ini.

Khamis yang berusia 27 tahun tewas di barak militernya di komplek Bab al-Aziziya, Tripoli, setelah sebuah pesawat jet tempur menabrakkan diri ke barak tersebut pada Selasa, 15 Maret 2011 . Pilot pesawat itu menolak untuk menyerang warga sipil dan melakukan aksi bunuh diri dengan menyerang pasukan Khamis.

Setelah penyerangan tersebut, Khamis yang mengalami luka bakar parah langsung dilarikan ke rumah sakit di Tripoli. Akhirnya, pada Sabtu, Khamis menghembuskan nafas terakhirnya.

Khamis merupakan lulusan akademi militer Tripoli dan akademi militer di Frunze, Moskow, Rusia. Dia adalah panglima tempur brigade penggempur demonstran di Libya. Pasukannya yang beranggotakan 1.000 orang dinamakan Brigade Khamis. Pasukan ini adalah pasukan yang paling ditakuti oleh para pemberontak.

Brigade Khamis bertanggung jawab atas kematian puluhan warga sipil pada gempuran terhadap pemberontak di berbagai kota di negara tersebut.

Pemerintah Libya, seperti dilansir Courier Mail, membantah kematian Khamis adalah akibat serangan bunuh diri. Mereka mengatakan Khamis tewas setelah baraknya dibombardir oleh tentara koalisi pimpinan Amerika Serikat.

Kekacauan di Libia akibat perang. (int)
Sejak Sabtu (19/3/2011), pasukan sekutu yang dipimpin Amerika Serikat (AS) dan terdiri dari tentara negara itu, Inggris, Perancis, Italia, dan Kanada, menerjunkan diri dalam kancah kekisruhan politik di Libia akibat aksi oposisi yang terus menerus berdemo untuk menuntut Khadaffi mundur dari jabatannya. Oposisi bahkan kemudian merebut kota-kota di bagian timur Libia dan terus merangsek menuju Tripoli. Namun pasukan Khadaffi berhasil memukul mundur oposisi dan merebut kembali kota-kota itu, di antaranya kota Benghazi, kota kedua terbesar di Libia setelah Tripoli.

Posisi opisisi yang terdesak membuat AS dan sekutu-sekutunya tak senang. Dengan dalih untuk melindungi rakyat Libia dan hak para oposisi, AS, Inggris, dan Perancis berhasil membuat Dewan Kemanan (DK) PBB mengeluarkan zona pelarangan terbang di atas udara pesisir Libia dan sekitar Benghazi, dan mulai Sabtu (19/3/2011) menggempur lokasi-lokasi penting di Libia untuk melumpuhkan kekuatan Khadaffi, namun mengakibatkan sedikitnya 50 orang tewas.

Menurut kantor berita Associated Press (AP), pada Senin malam waktu Libia (Senin dinihari WIB) pesawat tempur dan rudal jelajah pasukan Koalisi menggempur fasilitas pertahanan udara dan militer yang digunakan rezim Khadafi, sehingga sejak serangan mulai dilakukan pada Sabtu, menurut sumber AP, pasukan Koalisi telah melumpuhkan lebih dari 50 persen kekuatan udara Khadafi. Pasukan itu bahkan berencana memperluas jangkauan zona larangan terbang hingga di seluruh Libia.

Namun demikian Menteri Pertahanan AS, Robert Gates, mengaku, Presiden Barack Obama menegaskan, misi Koalisi bukanlah menyingkirkan Khadafi, melainkan menerapkan zona larangan terbang, sesuai dengan amanat Resolusi Dewan Keamanan PBB 1973 demi melindungi rakyat Libya dari serangan udara rezim Khadafi.

"Kami tetap mengacu pada mandat itu," kata Obama, yang tengah berkunjung ke Cile. Namun, menurut pejabat militer AS, pasukan Koalisi juga akan bertindak bila pasukan darat Khadafi melakukan serangan atas pemberontak.

Di tengah kunjungan ke Rusia, Gates mengatakan, salah besar bila dikatakan misi pasukan Koalisi adalah menembak Khadafi. "Menurut saya, jelas bagi semua pihak di Libya bahwa situasi akan lebih baik bila tanpa Khadafi. Masalah itu hanya bisa diputuskan rakyat Libya sendiri," kata Gates.

Menurut Gates, situasi yang terjadi dalam beberapa hari terakhir seharusnya bisa dimanfaatkan rakyat Libia yang memberontak untuk segera menggulingkan rezim Khadafi, yang telah berkuasa melalui kudeta militer pada 1969.

AS juga menegaskan bahwa mereka tidak akan mengirim pasukan darat ke Libia dan tidak juga mengirim bantuan persenjataan ke pihak pemberontak.

Setelah tiga hari menggempur Libia, jumlah negara yang bergabung dalam pasukan Koalisi bertambah dua negara, yakni Belgia dan Qatar.

Sebelumnya, sejumlah pemimpin dunia, di antaranya Mantan pemimpin Kuba Fidel Castro, menuding AS berada di balik aksi oposisi dengan tujuan untuk menginvasi negara itu dan menguasai minyaknya. Bahkan Menteri Luar Negeri Libia, Musa Kusa, tegas menuding kalau negara-negara besar Barat berusaha untuk memecah negaranya demi mancapai tujuan tertentu. Tudingan itu agaknya tidak salah karena terbukti AS memang mendorong oposisi untuk menggulingkan Khadaffi dan menggunakan DK PBB untuk melumpuhkan kekuatan presiden yang telah berkuasa selama 42 tahun itu.

Pilot Pesawat Jet Tempur Tewaskan Putra Khadaffi Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

0 komentar:

Posting Komentar