Sumber Artikel Internet

Minggu, 22 September 2013

Republik Sudan Pecah Menjadi 2 Negara

Republik Suddan, sebuah negara terluas di Afrika dan kawasan Jazirah Arab, akhirnya pecah menjadi dua negara setelah referendum yang dilakukan pada 9 Januari 2001 menghasilkan keputusan pemisahan Sudan Selatan dari Sudan Utara.

Informasi dari berbagai sumber, Rabu (9/2/2011) menyebutkan, hasil referendum menyebutkan, dari 3.837.406 surat sah yang masuk selama referendum dilakukan, hanya 44.888 atau 1,17 persen saja yang menginginkan Sudan Selatan tetap bersatu dengan Sudan Utara. Sisanya sebaliknya. Hasil ini memastikan kalau Sudan Selatan akan menjadi negara baru pada Juli 2011 mendatang.

Menurut harian Media Indonesia, Sekjen PBB Ban Ki-moon melalui juru bicaranya, Martin Nesirky, menyambut baik hasil referendum itu dan menganggapnya sebagai pencapaian luar biasa bagi seluruh warga Sudan.

"Mr. Ban Ki-moon memuji semua pihak yang terkait dalam Perjanjian Damnai Konprehensif, yang mengakhiri perang dan melaksanakan referendum. Sekjen juga meminta semua negara di dunia membantu Sudan untuk mendukung stabilitas dan perkembangan di Sudan," imbuhnya.


Anak2 pun jadi tentara
Republik Sudan yang memiliki luas wilayah 2.505.810 km2 dan merupakan negara terluas kesepuluh di dunia, sejak memerdekakan diri dari 'jajahan' Mesir dan Inggris pada 1 Januari 1956, terus menerus didera konflik internal yang membuat negara penganut sistem pemerintahan kediktatoran militer ini morat-marit. Konflik negara beribukota Khartoum ini dipicu oleh ketidakpuasan sebagian masyarakat atas sistem pemerintahan yang diberlakukan, karena sistem ini membuat hak-haknya sebagai warga negara diberangus, dan kesejahteraan pun tidak merata di masyarakat dan hanya dinikmati oleh segelintir orang yang berada di dalam lingkar kekuasaan. Tak heran jika meski memiliki negara yang sangat luas dan jumlah penduduk mencapai 31 juta jiwa lebih, Sudan masih termasuk salah satu negara termiskin di dunia, dan rakyatnya kerap dilanda bencana kelaparan. Bahkan dua pertiga penduduknya belum dapat membaca dan menulis. Padahal Sudan termasuk negara yang subur karena dilalui aliran Sungai Nil, dan kaya akan sumber daya mineral, termasuk minyak.

Pemberontakan yang terus menerus hingga berlangsung 22 tahun dan mengakibatkan sedikitnya 2 juta penduduk tewas, akhirnya, berkat desakan dan tekanan dunia internasional, terutama PBB, pada 2005 pemerintah Sudan yang dipimpin Presiden UAH Al Bashir bersedia berdamai dengan para pemberontak yang menamakan diri Gerakan Pembebasan Rakyat Sudan (SPLM), dan memenuhi tuntutan mereka untuk memecah negaranya menjadi dua negara bagian, yakni Sudan Utara dan Sudan Selatan, dan meggelar referendum pada Januari 2011 guna mengakhiri konflik.

Kelaparan di Sudan
Sebenarnya referendum tak perlu benar-benar dilakukan jika saja setelah perdamaian dilakukan, kehidupan warga Sudan mengalami perbaikan. Namun faktanya, kehidupan warga Sudan tetap menyedihkan. Bahkan hingga kini rakyat di Sudan Selatan tetap miskin dengan penghasilan rata-rata hanya US$ 1 perhari, sehingga tetap membutuhkan bantuan makanan dari PBB. Selain itu sperempat penduduk di Sudan Selatan masih saja buta huruf, dan hanya 2 persen anak-anak di Sudan Selatan yang masuk sekolah dasar. Itupun tidak ada guru yang cukup, dan sarana pendidikan masih sangat terbatas.

Angka kematian penduduk juga sangat tinggi. Rata 2.000 yang meninggal dari 100.000 penduduk yang hidup. Sudan Selatan yang kaya minyak masih belum dapat mengelola sumber daya alamnya, sehingga tersiar isu kalau sumber daya alam itu akan dikelola Israel dan Amerika Serikat.
 

Republik Sudan Pecah Menjadi 2 Negara Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

0 komentar:

Posting Komentar