Donald Rumsfeld. |
Dalam memo itu, Rumsfeld menulis, bahwa Washington harus berpikir lebih luas dan tidak hanya berfokus pada Al-Qaeda di Afghanistan.
“Jika perang tidak secara signifikan mengubah peta politik dunia, AS tidak akan mencapai tujuannya," imbuh isi memo itu.
Lebih jauh, dalam memo itu Rumsfeld mengatakan; "Ada nilai yang jelas tentang urutan besarnya perubahan yang diperlukan USG (United State of America Governement, red), dan harus membayangkan tujuan di sepanjang garis-garis yang telah ditetapkan. (Terutama terkait dengan) rezim baru di Afghanistan dan satu negara kunci lain (atau dua) yang mendukung terorisme”.
Memo yang kini menjadi arsip nasional AS ini dibuat satu dekade lalu, setelah serangan 9/11 yang meluluhlantakkan gedung kembar WTC di New York.
Dalam memo itu, Rumsfeld jelas sekali menekankan agar AS mendukung kelompok oposisi lokal dengan cara-cara yang lebih efektif daripada melakukan penyerangan langsung ke negara-negara dimana oposisi itu berada. Rumsfeld khawatir jika AS melakukan serangan udara, maka akan “menciptakan gambaran bahwa orang Amerika membunuh kaum Muslim”.
Menurut Rumsfeld, daripada AS menggunakan pasukannya yang kuat, namun tidak menemukan ratusan teroris di gua-gua Afghanistan, lebih baik menggantinya dengan menggunakan sumber daya militer dan kemanusiaan secara luas demi memperkuat pasukan oposisi, dan menteror negara 'pendukung teroris'. Bahkan isi memo itu menegaskan, bahwa pendekatan untuk perang yang dilancarkan tidak harus fokus pada 'serangan yang dilakukan secara langsung yang mengenai benda dan manusia'.
AS menyerbu Afganistan dengan dalih karena Osama bin Laden, pemimpin Al Qaida yang dituding sebagai pelaku teror serangan 9/11, bersembunyi di sana dan dilindungi oleh Taliban. Hingga kini, meski Osama telah ditembak di Pakistan, Afganistan masih bergejolak, dan ini termasuk perang terpanjang dalam sejarah AS dimana negara itu terlibat.
Pada 2003, AS juga menginvasi Irak dengan dalih bahwa mantan diktator Irak Saddam Hussein itu tak hanya mendukung Al Qaida, namun juga memiliki Senjata Pemusnah Massal (WMD). Belakangan terbukti bahwa tudingan itu hanya lah alasan demi menguasai sumber-sumber minyak di negeri Dongeng 1001 Malam itu.
Sayang, pada memo yang dipublikasikan terdapat sejumlah kata yang dihapus karena kata-kata itu mungkin terlalu sensitif dan berbahaya jika diketahui publik. Namun jika kita melihat fakta terkini yang terjadi di kawasan Timur Tengah dan Afrika, seperti di Yaman, Mesir, Tunisia, dan Libya dimana AS jelas terlibat, agaknya isi memo itu telah dilaksanakan. Dan asal tahu, Rumsfeld seorang Yahudi, dan dia disebut-sebut sebagai anggota Freemasonry. Begitupula George W. Bush dan menurut isu; Obama.
0 komentar:
Posting Komentar