Tak hanya di Indonesia, di Serbia pun gay dan lesbian belum diterima masyarakat. Terbukti, parade kaum gay di Beograd, ibukota Serbia, rusuh, karena ribuan massa anti gay menyerang parade itu dengan menggunakan bom molotov dan granat kejut, Minggu (10/10/2010) waktu setempat. Sedikitnya 141 orang cidera dalam kejadian ini, dan 207 orang ditangkap polisi.
Seperti dikutip dari laman Vivanews.com, ketika serangan terjadi, para perusuh meneriakkan kalimat; “Homo mati saja!”, dan melemparkan batu, botol, serta granat kejut. Aksi ini langsung dibalas dengan lemparan gas air mata oleh polisi yang juga menurunkan kendaraan tempur untuk membubarkan massa yang beringas.
Massa membakar beberapa mobil yang diparkir, kaca-kaca toko dipecahkan, tong-tong sampah dibakar, dan rambu jalan dirusak. Massa juga menyerang dengan lemparan Mmolotov ke kantor Partai Demokrat yang terkenal pro-Barat. Gedung stasiun televisi negara juga menjadi sasaran para perusuh.
Menteri Dalam Negeri Serbia, Ivica Dacic, mengatakan polisi menurunkan 5.600 personilnya untuk menghadapi 6.000 orang perusuh. Dacic memuji polisi karena telah mencegah pertumpahan darah lebih parah.
Sebanyak 141 orang, yang kebanyakan petugas polisi, mengalami luka-luka. Sebanyak 207 orang ditahan, 100 diantaranya menjalani pemeriksaan karena diduga pemicu kekerasan. Walikota Belgrade, Dragan Djilas, mengatakan kerugian yang diderita mencapai lebih dari US$ 1,39 juta.
Parade gay yang diikuti oleh sekitar 1.000 orang gay di Serbia ini telah mendapat izin dari pemerintah Serbia yang saat ini sedang mengupayakan bergabung dengan Uni Eropa dengan menunjukkan bahwa HAM dilindungi di negara ini.
“Serbia akan menjamin kebebasan HAM setiap warganya, walaupun terdapat perbedaan di antara mereka. Setiap kekerasan yang mengganggu kebebasan, tidak akan kami biarkan,” ujar Presiden Serbia, Boris Tadic, seperti dilansir kantor berita Associated Press.
Kelompok sayap kanan Serbia mengatakan bahwa kebanyakan perusuh adalah para anak muda yang berasal dari organisasi neo-Nazi dan organisasi ekstrimis lainnya. Kebanyakan mereka adalah pendukung tim sepakbola.
“Kerusuhan ini jelas tidak berhubungan dengan parade gay dan nilai-nilai moral lainnya. Mereka hanyalah kelompok hooligan yang harus menerima hukuman berat,” ujar juru bicara partai Demokrat Jelana Trivan.
Kamis, 27 Maret 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar