Lokasi tanah bergerak dan berdentum. (int) |
Ketika suara dentuman mulai terdengar pekan lalu, warga Trenggalek terhenyak dan sempat mencari-cari asal suara, namun tidak menemukannya. Mereka juga sempat khawatir, karena selain dentuman terdengar hingga di tujuh kecamatan, seiring dengan terdengarnya suara dentum, tanah juga seperti bergerak-gerak. Takut akan terjadi sesuatu, mereka melapor kepada aparat terkait, dan aparat menghubungi PVMBG.
Begitu menerima laporan, PVMBG menerjunkan tim dari Bidang Gempa Bumi dan Gerakan Tanah untuk melakukan penelitian. Tim yang terdiri dari lima orang itu memasang empat seismograf di Kecamatan Dongko, Kampak dan Bendungan, untuk memantau getaran yang terjadi. Hasilnya, seperti dikutip VIVAnews, Jumat (25/2/2011), Kepala Bidang Gempa Bumi dan Gerakan Tanah PVMBG Bandung, Gede Suantika, menjelaskan, suara dentuman disertai getaran itu terjadi karena dua sebab. Pertama, karena pengaruh gravitasi bumi. Kedua, akibat gaya tektonik bumi.
"Kedua sebab ini menimbulkan gerakan massa tanah yang cukup besar. Ditambah dengan kondisi curah hujan secara intensif, sehingga kemudian menimbulkan adanya gerakan tanah (blog) yang menghasilkan suara dan getaran," imbuhnya.
Selain itu terjadi pula pergerakan kerak bumi di bagian atas akibat adanya dorongan massa tanah yang cukup besar dari dalam perut bumi. "Tidak apa-apa, itu tidak membahayakan," lanjutnya.
Diuraikan, peristiwa serupa pernah terjadi sebelumnya dengan waktu bersamaan dan menyebar di sejumlah wilayah di Indonesia. Dikatakan, dentuman disertai suara gemuruh yang terjadi di Trenggalek tersebut terdeteksi sejak awal Januari lalu. "Puncaknya terjadi sejak seminggu lalu. Dan, dengan gerakan yang kuat sekali," lanjut Gede.
Dijelaskan, gerakan dalam perut bumi dengan tekanan kuat itu tidak hanya dirasakan Trenggalek, tapi juga meluas ke sejumlah wilayah di antaranya sampai ke Madiun, Ponorogo, Nganjuk dan sekitarnya.
Data yang ada di PVMBG Bandung, hal serupa pernah terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia. Misalnya, tahun 2000-an terjadi di Irian Jaya, rekahan tanah juga terlihat di kawasan Danau Toba dan Pulau Samosir. Tahun 2003, terjadi di wilayah Lampung dan secara bersamaan juga terjadi di wilayah Yogjakarta.
"Saat ini tahun 2011, kembali terjadi di wilayah Jatim, Trenggalek, Madiun, Ponorogo dan Nganjuk. Tapi tidak usah panik, tidak apa-apa," jelas Gede lagi.
0 komentar:
Posting Komentar