Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menduga ada penyelewengan BBM bersubsidi. Salah satu modusnya adalah, BBM bersubsidi itu dipesan pihak yang mengaku untuk kapal-kapal pelayaran, namun nama-nama kapal itu tidak tercatat di administrasi pelabuhan saat diaudit, alias fiktif. Jumlahnya fantastis, hingga 6,295 juta kiloliter.
Hal ini diungkap Tenaga ahli perminyakan BPK, Bambang Widjajanto, Rabu (21/7/2010). Dia menyebut, dalam audit BPK pada 2008 ditemukan adanya 6,295 juta kiloliter BBM bersubsidi yang diselewengkan, terutama melalui Pelabuhan Tanjung Priok, dengan menggunakan kapal fiktif dan dokumen fiktif. Bahkan dalam audit BBM bersubsidi 2009 yang kini tengah berlangsung, juga menemukan penyelewengan BBM bersubsidi melalui modus yang sama.
"Besarannya juga jutaan kiloliter, tapi saya kurang hafal. Saat ini masih berlangsung auditnya," jelasnya.
Temuan ini membuat anggota BPK Ali Masykur Musa meminta agar pemerintah melalui PT. Pertaminan sebagai pengemban public service obligation (PSO) distribusi BBM bersubsidi, meningkatkan pengawasan. Apalagi karena dalam audit pada 2008 juga ditemukan adanya BBM bersubsidi yang didistribusikankan ke lingkungan TNI/Polri. Padahal kedua lembaga itu termasuk yang tidak mendapatkan BBM bersubsidi asebagaimana diatur dalam anggaran yang diajukan melalui daftar isian pelaksana anggaran (DIPA) BBM bersubsidi.
"Dengan adanya temuan-temuan ini, saya meminta pemerintah mempertimbangkan kembali rencana pembatasan BBM bersubsidi, karena dampaknya akan melemahkan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan harga-harga barang dan jasa. Apalagi, sampai saat ini anggaran BBM bersubsidi dalam APBN 2010 yang mencapai Rp88,9 triliun, masih mampu menutup subsidi yang diberikan kepada masyarakat miskin, dan harga minyak dunia pun masih di bawah US$80 per barel," tegasnya.
Ali mengakui, jika melihat sumberdaya yang ada, pemerintah memiliki kemampuan untuk memperbesar kuota BBM bersubsidi dari sebelumnya 35,6 juta kiloliter.
Berita terkait, klik di sini.
Minggu, 27 Juli 2014
Jutaan Kiloliter BBM Bersubsidi Diselewengkan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar