Wim Rijsbergen |
Agaknya tak ada istilah menang bagi Timnas Senior yang dibesut Wim Rijsbergen. Pada laga kontra Iran, Selasa 15 November 2011, Bambang Pamungkas dkk kalah 1-4. Ini merupakan kekalahan kelima sepanjang laga Pra Piala Dunia 2014 Grup E Zona Asia digelar beberapa bulan silam.
Bermain di kandang sendiri, di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), pada menit ke-6 babak pertama Timnas telah kebobolan satu gol melalui sepakan striker Iran Milad Meydavoudi. Gol berikutnya dicetak gelandang Iran Mojtaba Jabbari, dan striker Iran Gholamreza Rezaei.
Hingga babak pertama berakhir, Indonesia sempat membalas dengan satu gol melalui tandukan Bambang Pamungkas. Namun pada menit ke-73, Iran mendapat hadiah penalti setelah Beny Wahyudi mengganjal Mohammad Reza Khalatbari di depan gawang. Penalti dieksekusi dengan baik oleh kapten Timnas Iran Javad Nekounam, dan hasil 1-4 bertahan hingga babak kedua usai.
Kekalahan terhadap Iran ini merupakan yang kedua setelah pada pertemuan pertama, Indonesia juga digasak Iran dengan 0-3. Selain itu, Indonesia juga dikalahkan Bahrain 0-2, dikalahkan Qatar pada pertemuan pertama 2-3, dan kembali dikalahkan Qatar pada pertemuan kedua dengan 0-4.
Hasil buruk Timnas Senior di ajang babak kualifikasi Pra Piala Dunia ini berbanding terbalik dengan hasil yang diraih Timnas U-23 dalam ajang SEA Games XXVI. Tim besutan pelatih lokal, Rahmad Darmawan, ini berhasil maju ke babak semifinal setelah mengalahkan Kamboja 6-0, membekuk Singapura 2-0, dan menundukkan tim kuat Thailand 3-1. Maka tak pelak, sejumlah kalangan berteriak agar Wim segera meninggalkan Indonesia karena tak becus menangani Tim Garuda.
Wim sendiri membela diri dengan mengatakan bahwa kualitas dan level Indonesia memang belum setara dengan Iran, Bahrain dan Qatar.
“Saya datang ke sini bukan karena uang, tapi berusaha untuk mengubah tim. Jika memang tidak dibutuhkan lagi, saya siap pergi,” kata pelatih asal Belanda itu.
Wim datang sebagai suksesor Alfred Riedl, yang diberhentikan secara mendadak oleh PSSI pimpinan Johar Arifin Husin dan Farid Rahman, pada Juli 2011. Tak sedikit para pecinta sepakbola Indonesia yang menolak kehadiran Wim, terlebih setelah deretan kekalahan skuad Garuda. Bahkan akibat kekalahan tim yang bertubi-tubi, penonton laga Timnas vs Iran kemarin sepi penonton, sehingga tribun kosong. Sungguh menyedihkan.
0 komentar:
Posting Komentar