Kecelakaan maut kembali menimpa dunia perkeretaapian Indonesia. Sabtu (2/10/2010) pukul 03.05 WIB, kereta api eksekutif Argo Bromo Anggrek jurusan Jakarta-Surabaya menabrak kereta api bisnis Senja Utama jurusan Jakarta-Semarang di Petarukan, Pemalang, Jawa Timur. Sedikitnya 30 orang tewas, 28 luka berat dan ringan.
Seperti dikutip dari laman Vivanews.com, Kepala Humas Daops IV Semarang PT. Kereta Api (KA), Sapto Hartoyo, menjelaskan, saat kejadian KA Senja Utama berhenti di Stasiun Petarukan karena akan disusul KA Argo Anggrek yang datang dari arah yang sama. Dalam dunia perkeretaapian Indonesia, kereta eksekutif memang mendapat prioritas untuk melaju lebih dulu, sehingga jika kereta kelas bisnis melaju di depan kereta kelas eksekutif dan jarak antara keduanya telah dekat, maka kereta bisnis harus berhenti di stasiun agar kereta eksekutip dapat menyusul dan kemudian melewatinya melalui rel lain yang tersedia di stasiun.
Namun dalam peristiwa ini KA Argo Bromo menggunakan rel yang sama dengan yang digunakan KA Senja Utama. Akibatnya bisa dibayangkan, KA Argo Bromo yang melaju dengan sangat kencang, menghajar KA Senja Utama dari belakang dengan sangat keras.
Detik.com menyebut, akibat hantaman itu, tiga gerbong KA Senja Utama dari belakang, yakni gerbong nomor 7, 8, dan 9 tak hanya terguling dari rel, tapi gerbong nomor 9 yang berada paling belakang, hancur .
"Banyak korban yang terjepit di dalamnya," ujar Anwar, penumpang KA Senja Utama yang berada di gerbong ketiga dari lokomotif (dari depan).
Pada pukul 08.00 WIB, pihak PT. KA menyebut, jumlah korban tewas sebanyak 30 orang, sementara yang luka berat dan ringan 28 orang. Dari 30 korban tewas, 18 orang di antaranya dilarikan ke RSUD Ashari, sedang sisanya, 12 orang, dilarikan ke RS Santa Maria.
Dari 28 korban luka, 13 orang dirawat di RSUD Ashari, sementara sisanya di RS St Maria.
"Semua biaya perawatan rumah sakit akan ditanggung PT KA," jelas Sapto.
Hingga Sabtu siang, PT. KA, Kementerian Perhubungan, Komisi Nasional Keselamatan Transportasi dan Polres Pemalang masih menyelidiki penyebab kecelakaan maut ini. Kepala Polres Pemalang AKBP Sofyan Nugroho bahkan mengaku telah membawa dua masinis KA Argo Anggrek untuk dimintai keterangan, namun identitas keduanya dirahasiakan. Namun sumber wartawan di lingkungan PT. KA menyebut, kedua masinis tersebut bernama Muhammad Kholik dan Hadis Jiyono.
Dirjen Perkeretaapian Tunjung Inderawan kepada detik.com mengatakan, berdasarkan data sementara yang didapatnya, kecelakaan ini kemungkinan disebabkan oleh human eror. Sementara Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan Bambang S Ervan kepada Vivanews.com mengatakan, ada dua dugaan yang menjadi penyebab kecelakaan ini. Yaitu gangguan sinyal atau pelanggaran sinyal oleh masinis.
Senin, 15 September 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar