Gunung Bromo, salah satu dari 22 gunung api aktif di Indonesia yang tahun ini telah memasuki siklus letusannya, menunjukkan tanda-tanda akan mengikuti jejak kawannya, Gunung Merapi, untuk meletus. Ini ditandai dengan meningkatnya aktifitas vulkanik gunung yang berdiri kokoh di empat kabupaten di Jawa Timur tersebut, yakni Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Malang, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dengan cepat menaikkan satusnya dari ‘Waspada’ menjadi ‘Siaga’ dan kemudian ‘Awas’ pada Selasa (23/11/2010).
Sebelumnya, lembaga di bawah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) itu merilis data bahwa selain Gunung Merapi yang meletus pada 26 Oktober 2010 dan baru reda beberapa hari terakhir ini, 19 gunung api lainnya telah ditingkatkan statusnya dari ‘Aktif normal’ menjadi ‘Awas’, dan 2 gunung lainnya ditingkatkan statusnya dari ‘Waspada’ menjadi ‘Siaga’. Ini dilakukan karena gunung-gunung itu telah memasuki siklus letusannya yang antara 4-8 tahun, sehingga mengalami peningkatan aktifitas vulkanik. Salah satu gunung yang ditingkatkan statusnya menjadi ‘Waspada’ adalah Gunung Bromo (lebih lengkap, KLIK DI SINI).
Seperti dikutip dari berbagai sumber, Rabu (24/11/2010), Kepala PVMBG Surono mengatakan, status Bromo ditingkatkan dari ‘Waspada’ menjadi siaga pada Selasa (23/11/2010) pukul 08.00 WIB, dan ditingkatkan lagi menjadi ‘Awas’ pada pukul 16.30 WIB. Tanda-tanda kalau gunung setinggi 2.392 meter di atas permukaan laut (dpl) ini akan meletus terlihat dari keluarnya asap putih tebal bertekanan kuat setinggi 150 meter di atas bibir kawah, dan diikuti intensitas gempa yang semakin tinggi. Bahkan sejak 8 November 2010 wisatawan telah dilarang mendaki gunung itu dan hanya diizinkan menikmati panoramanya yang indah dari lereng maupun padang pasirnya yang memiliki luas 10 km2, minimal dalam jarak 3 km dari kawah aktif gunung itu. Pasalnya, pada saat itu gempa vulkanik dalam (VA) dan gempa vulkanik dangkal (VB) telah sering terjadi secara fluktuatif.
Gunung Bromo, yang namanya berasal dari bahasa Sansekerta/Jawa Kuna; Brahma, merupakan nama salah seorang dewa dalam agama Hindu. Gunung dengan kawah berdiameter sekitar 800 meter di arah utara-selatan dan sekitar 600 meter di arah timur-barat pernah meletus sebanyak tiga kali selama abad ke-20 dengan interval waktu 30 tahun. Terakhir, gunung api ini meletus pada 2004, namun letusannya yang terbesar terjadi pada 1974.
Berikut data letusan Bromo yang dikutip dari Wikipedia ; 2004, 2001, 1995, 1984, 1983, 1980, 1972, 1956, 1955, 1950, 1948, 1940, 1939, 1935, 1930, 1929, 1928, 1922, 1921, 1915, 1916, 1910, 1909, 1907, 1908, 1907, 1906, 1907, 1896, 1893, 1890, 1888, 1886, 1887, 1886, 1885, 1886, 1885, 1877, 1867, 1868, 1866, 1865, 1865, 1860, 1859, 1858, 1858, 1857, 1856, 1844, 1843, 1843, 1835, 1830, 1830, 1829, 1825, 1822, 1823, 1820, 1815, 1804, 1775, and 1767.
Ketika meletus pada 8 Juni 2004 sekitar pukul 15.20 WIB, gunung yang oleh masyarakat setempat (suku Tengger) dipercaya sebagai gunung suci tersebut, memuntahkan asap hitam bercampur kerikil, pasir dan abu setinggi 3 kilometer ke angkasa. Dua wisatawan tewas akibat tertimbun pasir muntahannya, sementara lima lainnya luka-luka. Pasirnya yang berwarna coklat menghujani Kabupaten Probolinggo dan Malang hingga kedua wilayah itu gelap gulita meski sedang siang hari.
Gunung Bromo merupakan salah satu lokasi andalan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur, karena selain pemandangannya yang amat indah, juga karena gunung ini pada setiap malam bulan purnama (sekitar tanggal 14 atau 15 bulan Kasodo atau bulan kesepuluh menurut kalender Jawa), dijadikan ajang tempat upacara Yadnya Kasada atau Kasodo yang dilakukan oleh suku Tengger. Upacara ini diawali di sebuah pura yang berada di bawah kaki gunung itu yang kemudian dilanjutkan di puncaknya hingga akhir. Upacara ini diselenggarakan untuk menghormati kesucian gunung tersebut.
Rabu, 14 Agustus 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar