Sumber Artikel Internet

Rabu, 09 Oktober 2013

Kebohongan Amerika Dalam Menginvasi Irak, Terbukti

Tudingan masyarakat dunia bahwa serangan Amerika Serikat (AS) ke Irak pada 2003 dengan dalih karena negeri Seribu Satu Malam itu mengembangkan program senjata penghancur massal adalah tuduhan yang mengada-ada, menemukan buktinya. Pasalnya, alasan penyerangan AS itu ternyata didasari informasi bohong dari informannya yang memang membenci Sadam Hussein, presiden Irak yang berkuasa kala itu.

Seperti dikutip Media Indonesia dari harian Guardian, Kamis (17/2/2011), informan tersebut bernama Rafid Ahmed Alwan al-Janabi. Kepada harian yang terbit di Inggris tersebut, informan yang oleh intelijen AS diberi nama sandi 'Curveball' itu mengatakan, ia telah memasok sejumlah informasi kepada intelijen AS terkait senjata biologi Irak dan pabrik-pabriknya.

"Mungkin saya benar, mungkin juga saya salah. Saya memiliki masalah dengan rejim Saddam dan saya ingin menyingkirkannya. Dan ketika itu saya memiliki kesempatan," katanya.

Informasi Janabi yang sebenarnya hanya klaim belaka tersebut dijadikan justifikasi oleh pemerintahan Presiden George W. Bush untuk menginvasi Irak pada 2003, dan juga dijadikan rujukan oleh Menteri Luar Negeri AS kala itu, Colin Powel, untuk mendapatkan dukungan dari sekutu-sekutunya dan juga dari PBB. Ini tersurat dengan sangat jelas ketika Powel berpidato di PBB sebelum invasi dilakukan.

"Powel memang tidak mengatakan bahwa informasi saya menjadi satu-satunya alasan untuk memerangi Irak, karena dia berbicara tiga hal. Pertama uranium, kedua Al Qaeda, dan ketiga cerita saya," imbuh Janabi.

Pria Arab keturunan Irak yang juga menjadi informan bagi intelijen Jerman ini mengaku, tak tahu darimana AS mendapatkan informasi tentang pengayaan uranium yang dituduhkan dilakukan oleh pemerintah Irak, dan juga tak tahu darimana AS mendapatkan informasi bahwa Saddam Hussein terkait dengan Al Qaeda yang dituding sebagai otak penyerangan menara kembar WTC pada 11 September 2001. Tapi yang pasti, katanya, dia tak keberatan namanya disebut-sebut Powel saat Menlu AS itu berpidato di PBB.

"Saya melakukan ini demi negara saya, dan bagi saya (tergulingnya Saddam) itu sudah cukup," imbuh Janabi lagi.

Seperti diketahui, invasi AS ke Irak tak hanya membuat Saddam Hussein terguling dari kursi kepresidenan di negeri Seribu Satu Malam itu, tapi juga menyebabkan 100.000 nyawa warga sipil yang tak berdosa, terenggut. Saddam bahkan akhirnya, pada Desember 2006, dihukum gantung setelah sempat buron selama berbulan-bulan.

Guardian menyebut, pada 13 Maret 2000 Janabi mendapat suaka politik dari pemerintah Jerman, dan agen rahasia negara itu, BND, mengidentifikasikan Janabi adalah seorang insinyur ahli kimia yang tinggal di Baghdad, Irak. Janabi menjadi informan ganda, (untuk AS dan Jerman) setelah dirinya didekati intelijen Jerman yang membutuhkan data tentang Irak, pada Maret 2000 dan 2002.

Mengenai statusnya ini, Janabi berujar; "Mereka memberi saya kesempatan. Saya memiliki kesempatan untuk membuat sesuatu yang dapat menggulingkan rezim (Saddam Hussein)." 


Janabi berhasil, dan kini Irak menjadi negara boneka bagi AS yang dapat dikendalikan sesukanya agar kekayaan cadangan minyak buminya dapat dikeruk sesuka hati.

Kebohongan Amerika Dalam Menginvasi Irak, Terbukti Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

0 komentar:

Posting Komentar