Gempa berkekuatan 7,2 pada skala richter (SR) yang mengguncang Kabupaten Mentawai, Provinsi Sumatera Barat, pada Senin (25/10/2010) pukul 21.42 WIB disebut-sebut sebagai gempa susulan dari gempa besar berkekuatan 8,4 SR yang melanda kawasan kepulauan itu pada 12 September 2007. Ahli geologi mengingatkan, dalam beberapa dekade ke depan, gempa dahsyat hingga 8,8 SR kemungkinan akan terjadi lagi di sekitar Sumatera.
"Dari analisa US Geological Survey dan juga BMKG (Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika), gempa ini disebabkan oleh pergerakan patahan pada Sunda megathrust, yaitu pada bidang batas tumbukan Lempeng Hindia-Australia terhadap Lempeng Sunda," ujar Staf Khusus Presiden Bidang Bencana Alam, Andi Arief, dalam rilisnya, Rabu (27/10/2010).
Dituturkan Andi, pusat gempa Mentawai terletak di sebelah barat dari bagian utara sumber gempa September 2007, dan sekaligus juga di ujung utara dari sumber gempa bawah laut - megathrust (gempa besar) yang menurut prediksi para ahli berpotensi untuk mengeluarkan gempa besar hingga kekuatan 8,8 SR di waktu mendatang.
Saat gempa utama 8,4 SR terjadi tahun 2007 diikuti oleh rentetan gempa susulan besar, termasuk gempa 7,9 SR yang terjadi 12 jam setelahnya, gempa 7,0 SR yang terjadi 3 jam kemudian, dan gempa 7,0 SR yang terjadi 5 bulan setelahnya. Gempa-gempa susulan tersebut, termasuk gempa 25 Oktober lalu, terjadi di sekitar wilayah patahan gempa 8,4 SR pada 2007 tersebut.
Ahli geologi gempa dari Laboratory for Earth Hazard LIPI, Danny Hilman Natawidjaja mengatakan, "Gempa 7,2 SR kemarin jelas merupakan bagian dari healing process
setelah terjadi gempa 8,4 SR tahun 2007," ucap Danny dalam rilis yang dikirimkan Andi.
Namun masih belum jelas, apakah gempa tersebut merupakan bagian dari proses yang menuju ke akan pecahnya sumber gempa 8,8 SR dari megathrust Sunda yang masih tersisa di bagian sebelah utaranya. Di wilayah itu terdapat jaringan stasiun GPS kontinyu SuGAR (Sumatera GPS Array) yang dioperasikan bersama oleh LIPI dan Earth Observatory of Singapore (EOS) dari Nanyang Technological University. Sejak 2002, SuGAR memonitor pergerakan tektonik di sepanjang pantai barat Sumatera dan Kepulauan Mentawai secara kontinyu.
"Dalam beberapa bulan ke depan, tim EOS-LIPI akan menganalisis data dari jejaring alat GPS ini untuk lebih mengerti tentang mekanisme gempa kemarin," kata Direktur EOS, Prof Dr Kerry Sieh.
Pada 15 Oktober 2009, Dr Kerry Sieh menyatakan, gempa bumi kolosal (sangat besar) diperkirakan akan menghantam Pulau Sumatera dalam waktu 30 tahun ke depan. Ahli ilmu bumi memperingatkan bahwa tsunami besar dan gempa bumi mematikan yang terjadi sebelumnya merupakan suatu peringatan.
"Kami memperkirakan akan terjadi dengan kekuatan 8,8 SR, kurang atau lebihnya sekitar 0,1 poin," ujarnya.
Gempa 7,2 SR melanda Mentawai pada 21.40 WIB, Senin (25/10/2010). Gempa ini menyebabkan tsunami di kawasan Mentawai. Tinggi gelombang mencapai 3-7 meter yang menyapu kawasan di pinggir pantai. Data sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mentawai hingga pukul 08.00 WIB ada 112 warga meninggal, 109 orang hilang, dan 502 KK yang mengungsi. 179 Rumah rusak berat, 300 unit rusak ringan, dan 4 rumah ibadah juga rusak. Korban kemungkinan akan terus bertambah.
Senin, 07 Oktober 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar