Kepala Badan SAR Nasional, Marsekal Pertama Daryatmo, Senin (28/11/2011), mengatakan, satu jenazah ditemukan Minggu malam, 27 November 2011, dan satu lainnya ditemukan Senin pagi. "Mereka ditemukan mengambang di perairan," kata dia saat dihubungi VIVAnews.com.
Sebelumnya, korban tewas ditemukan sebanyak 5 orang. Dengan tambahan dua orang, maka korban tewas yang telah ditemukan menjadi 7 orang.
Daryatmo mengaku, pihaknya tidak dapat memperkirakan berapa lagi korban yang akan ditemukan mengingat masih ada orang-orang yang terjebak di bawah badan jembatan. Namun, katanya, saat ini pihaknya memiliki dua kemungkinan skrenario evakuasi. Pertama, menggunakan kapal yang dilengkapi crane untuk mengangkat struktur jembatan yang ambrol ke dalam sungai. Dan kedua, bila memungkinkan dengan penyelaman.
"Atau kedua-duanya, yaitu evakuasi dengan crane disertai penyelaman," tambah dia.
Namun, evakuasi dengan penyelaman bukan hal mudah, sehingga tim masih harus menunggu hasil alat echo-sounder yang sedang melacak kondisi di dasar sungai, dan bagaimana posisi struktur jembatan. "Karena di dalam sungai visibilitasnya nol, karena lumpur, penyelam tak bisa melihat apa-apa. Satu-satunya cara adalah dengan meraba. Makanya, harus berhati-hati," kata dia.
Hingga kini polisi masih menyelidiki penyebab ambruknya jembatan yang rampung dibangun pada 2001 ini. Meski seorang saksi mengatakan bahwa jembatan ini serang ditabrak kapal ponton, sehingga besi dan tiang penyangganya goyang, namun untuk sementara polisi menduga runtuhnya jembatan akibat kelalaian kuli yang dipekerjakan Dinas Pekerjaan Umum Pemkab Kukar untuk memperbaiki jembatan itu.
Memang, saat ambruk, jembatan sedang diperbaiki.
0 komentar:
Posting Komentar