Sumber Artikel Internet

Kamis, 20 Februari 2014

AS dan Israel Dalangi Penyebaran Stuxnet

Belakangan ini dunia dikejutkan oleh merebaknya worm (semacam virus komputer) bernama Stuxnet, karena worm industrial ini menyerang berbagai instalasi penting di sebuah negara. Pakar keamanan komputer ternama asal Jerman, Ralph Langner, mengatakan, Stuxnet sengaja dibuat oleh Amerika Serikat (AS) dan Israel untuk melumpuhkan instalasi nuklir Iran.

Seperti diberitakan VIVAnews, Senin (7/3/2011), sebelum Langner, sudah banyak pakar yang memperkirakan bahwa worm Stuxnet yang telah menyebar secara luas di Iran memang dibekingi oleh sebuah negara. Pasalnya Stuxnet merupakan worm yang sangat kompleks dan canggih, karena worm ini mampu memanfaatkan empat celah keamanan sekaligus di sistem Windows. Ini merupakan yang pertama kalinya, sebuah program yang secara simultan mengancam dari begitu banyak celah.

"Opini saya, badan intelijen Israel, Mossad, terlibat (di belakang Stuxnet)," ujar Langner seperti dikutip BBC saat yang bersangkutan berbicara di Konferensi teknologi internasional Technology, Entertainment, Design (TED), di Long Beach, California AS.

Langner mengatakan, proyek penyerangan Stuxnet terhadap instalasi nuklir Iran membutuhkan informasi orang dalam yang sangat detail. "Begitu detailnya, sehingga mereka mungkin mengetahui ukuran sepatu dari operator (yang bekerja di instalasi itu)," kata Langner.

Namun, ia melanjutkan, Israel bukan satu-satunya dan peran utama pembuat Stuxnet. "Hanya ada sumber utama yang memimpin ini, dan itu adalah Amerika Serikat," tegasnya.

Langner adalah salah satu dari pakar sekuriti SCADA (sistem otomatisasi industri) yang sejak awal telah menunjukkan bagaimana malware Stuxnet mampu mengambil alih kontrol terhadap peralatan industri. Stuxnet dipercaya ditargetkan untuk melumpuhkan sebuah peralatan yang digunakan untuk pengayaan Uranium.

Sebelumnya, New York Times juga melaporkan bahwa keampuhan worm Stuxnet sempat diujicobakan di instalasi nuklir milik Israel, Dimona, yang terletak di gurun Negev.

Belum lama ini, secara terpisah, pensiunan kepala Mossad, Meir Dagan, dan Menlu AS Hillary Clinton mengatakan bahwa pengembangan nuklir Iran mengalami kemunduran hingga beberapa tahun ke belakang.

Dagan, yang organisasinya juga dituduh berada di balik pembunuhan beberapa ilmuwan nuklir Iran, sempat mengatakan kepada Knesset bahwa kini Iran tengah mengalami kesulitan teknis yang bisa menunda pembuatan bom nullir, hingga tahun 2015 nanti.

Laporan dari badan energi atom internasional IEAE mengatakan, bahwa insinyur Rusia dipekerjakan di instalasi Bushehr Iran, untuk mengganti 163 rod bahan bakar yang rusak. Namun sumber Iran mengatakan bahwa masalah itu akibat kerusakan rod, bukan Stuxnet.

Sebelumnya, Kaspersky Lab juga menyebut, bahwa Stuxnet merupakan malware paling canggih saat ini. Bahkan dari data yang diungkapkan Kaspersky Lab diketahui, sebenarnya bukan Iran negara yang paling banyak diserang worm tersebut, melainkan India dan Indonesia.

Seperti dikutip VIVA dari Softpedia, Selasa 28 September 2010, dari statistik, serangan Stuxnet di Iran terus menurun sejak Juli 2010. Sementara itu, di Kazakhstan, angkanya naik 1.711 persen dan kini berada di bawah India dan Indonesia sebagai negara yang paling banyak menderita Stuxnet.

Rusia, yang juga mengalami peningkatan signifikan, yakni 308 persen, kini berada di peringkat keempat. Negara lain yang mengalami lonjakan serangan Stuxnet adalah Bangladesh. Dibanding Agustus, peningkatannya mencapai 370 persen. Namun, negeri tersebut tidak masuk lima besar negara yang paling parah mengalami serangan worm itu.

Sejak worm ini menyerang, para pakar sudah meyakini, bahwa kehebatan serangan Stuxnet mengindikasikan, kalau virus komputer ini bukan dibuat oleh individu, melainkan oleh kelompok terorganisasi.

AS dan Israel Dalangi Penyebaran Stuxnet Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

0 komentar:

Posting Komentar