Sumber Artikel Internet

Jumat, 21 Februari 2014

Radiasi Nuklir Jepang Kian Membahayakan

Reaktor nuklir unit 4 di stasiun Pembangkit Tenaga Listrik Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi yang dikelola Tokyo Electic Power Co. (Tepco), Rabu (16/3/2011) pagi terbakar. Kejadian ini kian meningkatkan ancaman radiasi nuklir setelah sebelumnya, reaktor unit 1, 2, dan 3 di Fukushima Daiici meledak.

Seperti dikutip dari Detik.com, saat kebakaran terjadi, seorang karyawan melaporkan bahwa asap mengepul dari lantai empat bangunan reaktor itu, dan membubung tinggi ke angkasa. Namun dalam waktu 30 menit asap itu menghilang.

Juru Bicara Lembaga Keamanan Atom Jepang Minoru Ogoda seperti dilansir AFP, mengaku telah menerima informasi tentang terbakarnya reaktor itu dari Tepco.

"Tapi kami juga menerima informasi, bahwa api dan asap sudah tidak terlihat dan itu tampaknya sudah hilang dengan sendirinya," ujar dia.

Sebelum, Selasa (15/3/2011),
Sekretaris Kabinet Jepang Yukio Edano menyatakan, gedung reaktor unit 4 memperlihatkan temperatur lebih tinggi dari biasanya. Temperatur 596,4 microsievert per jam terbaca sekitar pukul 02.30 waktu setempat. Beberapa jam kemudian, temperatur menurun hingga 11,9 microsievert per jam.

“Kami terus memonitor pergerakan temperatur. Kini temperatur sudah menurun. Namun, konsentrasi material radioaktif dari gedung reaktor nomor empat masih tinggi,” paparnya seperti dikutip CNN.

Terbakarnya reaktor ini, juga meledaknya reaktor unit 1, 2, dan 3 pada Sabtu (12/3/2011), Senin (14/3/2011), dan Selasa (15/3/2011) membuat level radiasi nuklir di kawasan Fukushima terus meningkat, dan berpotensi mencapai Kota Tokyo. Hal ini diakui pihak otoritas Kota Tokyo yang mengatakan adanya kenaikan kadar radiasi nuklir di kotanya.

Namun demikian pejabat yang tak disebutkan namanya itu mengaku, jumlah kenaikan kadar radiasi itu masih terlalu kecil untuk membahayakan 39 juta penduduknya.


Negara-negara di sekitar Jepang Khawatir

Pengecekan paparan radiasi nuklir. (int)
Kian meningkatnya bahaya radiasi nuklir di Jepang membuat pemerintah berbagai negara yang berdekatan dengan negeri Matahari Terbit itu, seperti China, Rusia, Jerman, Malaysia, Singapura, dan Thailand, khawatir, dan segera mengambil langkah konkret mengantisipasi penyebaran radiasi berbahaya tersebut. Tindakan yang dilakukan negara-negara itu di antaranya adalah mengevakuasi warga negaranya dari zona tak aman, dan memeriksa makanan yang diimpor dari Jepang.

Perdana Menteri (PM) Jepang Naoto Kan menyatakan, akibat meledaknya reaktor nuklir nomor 1, 2, dan 3 telah membuat material radioaktif terlepas. “Para ahli menemukan ada level (radiasi) yang sangat tinggi,” ungkapnya.

Kan secara khusus mengingatkan warga untuk waspada dan menyikapi insiden dengan tenang. Namun kepanikan tetap terasa di Tokyo, sehingga kegiatan ekonomi nyaris lumpuh. Parahnya lagi, gempa dan tsunami pada Jumat (11/3/2011) telah membuat supermarket, convenience store, hingga toko-toko kecil yang menjual kebutuhan makanan sehari- hari kehabisan stok beras, roti, dan air minum. Suplai barang ke supermarket bahkan terhenti. Pemerintah Jepang meminta warga tidak menumpuk barang makanan secara berlebihan, dan membatasi gerak terkait hemat bahan bakar dan rencana pemadaman listrik. Antrean kendaraan pun terjadi di SPBU-SPBU karena penjual bahan bakar ini juga kekurangan stok, sehingga setiap warga hanya diizinkan membeli bensin sebanyak 13 liter. Pada malam hari, SPBU-SPBU telah tutup.

Yukio Edano meminta warga Jepang tetap tinggal di rumah, menutup pintu, jendela, dan menutup ventilasi untuk menghindari paparan radiasi. Mereka juga diminta untuk tidak menjemur pakaian di luar rumah. Jika pun terpaksa harus keluar rumah, warga dianjurkan untuk memakai payung, masker, dan membawa handuk basah. Edano cukup yakin insiden itu tidak mengganggu kesehatan manusia.

“Fasilitas nuklir dan semua reaktor yang dimiliki Jepang dilengkapi alat-alat modern. Setiap perangkat memiliki sistem pelindung yang baik.Yang terpenting adalah semua perangkat berada dalam sebuah kubah. Dan kubah itu terbuat dari baja dan beton tebal,” dalihnya.

Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mencatat, rata-rata kadar radiasi di Fukushima sempat mencapai 400 millisieverts (mSv) per jam. Pada sore hari, angka itu turun menjadi 0,6 mSv per jam. Paparan lebih dari 100 mSv per jam dapat mengakibatkan kanker. Pemerintah Jepang sendiri telah memperluas zona bahaya menjadi 30 km. Zona larangan terbang juga telah diberlakukan di atas Fukushima hingga radius 30 km.

Pemerintah Jepang telah meminta IAEA untuk mengatasi masalah kebocoran nuklir ini, dan sedikitnya 200.000 warga telah diungsikan.

Radiasi Nuklir Jepang Kian Membahayakan Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

0 komentar:

Posting Komentar