![]() |
| Aksi demo rakyat Yaman. (int) |
Rakyat Bahrain yang didominasi muslim Syiah, Senin (14/2/2011), turun ke jalan-jalan di kota Al-Manamah, ibukota Bahrain, dan menuntut dilakukannya reformasi pemerintahan. Gerakan ini diawali oleh tokoh komunitas muslim syiah dan pihak oposisi melalui situs jejaring sosial facebook yang mengajak warga Bahrain untuk ikuti melakukan aksi unjuk rasa antipemerintah mulai Senin (12/2/2011) demi menuntut reformasi politik, sosial dan ekonomi. Pasalnya, selama ini pihak kerajaan yang beraliran Suni dinilai telah bertindak diskriminatif terhadap kelompok Syiah.
Seperti diberitakan MetroTV, Senin (14/2/2011), Unjuk rasa ini menimbulkan bentrokan dengan petugas keamanan. Untuk mengambil hati massa, pemerintah Bahrain memberikan US$2.700 per keluarga dan menjanjikan reformasi di bidang media massa. Namun keresahan masyarakat masih terjadi, dan unjuk rasa tetap berlangsung.
Di Aljazair, rakyat negeri itu telah mulai turun ke jalan-jalan di Aljir, ibukota Aljazair, pada Sabtu (12/2/2011) untuk menuntut agar Presiden Abdulaziz Bouteflika yang telah berkuasa selama 49 tahun, mundur dari jabatannya. Rakyat Yaman bahkan sudah mulai turun ke jalan-jalan sejak 28 Januari 2011, sebelum Presiden Mesir Hosni Mubarak terguling dari jabatannya.
Warga Aljazair berteriak-teriak, menyatakan penolakannya atas pemerintahan Bouteflika yang otoriter, dan sempat bentrok dengan polisi anti huru hara yang diturunkan pemerintah. Polisi dan tentara bahkan menangkapi sejumlah demostran dan memblokir internet serta menghapus akun-akun facebook dari seluruh Aljazair agar gerakan rakyatnya tidak kian masif, karena gerakan penggulingan Hosni Mubarak juga sukses akibat komunikasi yang dijalin rakyat Mesir melalui akun Facebook dan Twitter. Sementara rakyat Yaman turun di jalan-jalan kota Sana'a, ibukota Yaman, dan berteriak-teriak meminta agar Presiden Ali Abdullah Saleh yang telah berkuasa selama 32 tahun, mundur dari jabatannya.
“Jangan tunda, jangan tunda, waktu untuk mundur telah tiba!” teriak warga Yaman. “Kami tidak akan terima apapun selain menuntut mundur presiden,” kata seorang anggota parlemen, Ahmed Hashid.
Aksi massa besar-besaran juga dilakukan di kota-kota lain di Yaman, seperti di provinsi Dali, Shabwa, dan al-Hudaydah. Bahkan demi menarik perhatian dunia, seorang pemuda pengangguran berusia 28 tahun, Fouad Sabri, nekat membakar diri, sehingga dilarikan ke rumah sakit karena sekarat. Aksi Sabri itu jelas terinspirasi oleh aksi yang dilakukan Mohamed Bouazizi, pedagang kaki lima berusia 26 tahun di Tunisia yang membakar diri setelah dagangannya dirampas aparat negeri itu, dan mengakibatkan pecahnya revolusi yang membuat Presiden Tunisia Zine El Abidine Ben Ali terguling pada 14 Januari 2011.
Tak dapat dipungkiri, apa yang terjadi di Aljazair, Yaman dan Bahrain adalah akibat ulah pemimpin yang tidak amanah, korup, dan otoriter, sehingga kesejahteraan tidak merata, dan semua hak rakyat dirampas, termasuk hak untuk menyatakan pendapat atas kebijakan yang diberlakukan pemerintah. Meski Aljazair, Yaman, dan Bahrai kaya minyak, namun masih banyak rakyatnya yang hingga kini masih hidup dalam kemiskinan. Bahkan di Yaman, kurang dari 10 persen jalan yang sudah diaspal. Sementara Bahrain yang berpenduduk hanya sekitar 568.000 orang, dianggap sebagai negara termiskin di antara negara-negara tetangganya di kawasan Teluk.
(diolah dari berbagai sumber)

0 komentar:
Posting Komentar