Selasa, 03 Juni 2014

Iman Masjid Istiqlal Tolak Ubah Arah Kiblat

Masjid Imam Istiqlal Ali Hanafiyah tidak berniat mengubah kiblat di masjidnya, meski Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengimbau umat islam agar mengubah arah kiblat sholat dari barat ke barat laut. Penolakan ini disampaikan Ali, Jumat (16/7).

"Silakan saja MUI mengimbau, dan silakan masjid kecil-kecil kalau mau mengikutinya, tapi tidak dengan Masjid Istiqlal yang secara ukur posisinya sudah tepat, dan tidak akan berubah. Bila harus mengubah arah kiblat akan menghabiskan triliun rupiah," kata Ali seperti dilansir Vivanews.com
Ali yakin ketika Masjid Istiqlal dibangun pada 1960-an, arah kiblatnya telah ditentukan dengan benar, yakni ke barat laut, meski penentuan itu dilakukan dengan teknologi sederhana.
Ketika diminta komentarnya soal pendapat, bahwa jika berbeda satu dua derajat saja berarti sudah salah menghadap kiblat, Ali mengatakan bahwa sebenarnya bukan masalah arah kiblat itu yang dihadapi umat muslim Indonesia saat ini. "Tapi hati kita ini harus benar-benar niat untuk salat, itu yang paling penting," jelasnya.
Ia bahkan menyayangkan mengapa tidak sejak dulu MUI menyampaikan kalau ada kesalahan dalam arah kiblat sholat di Indonesia. "Bahkan seharusnya dewan masjid dan juga para ulama menyadari bila memang ada kesalahan itu," imbuhnya.
Sebelumnya, MUI mengumumkan fatwa bahwa arah kiblat di Indonesia bukan lagi ke arah Barat, namun Barat Laut. Jika tetap menghadap barat, maka sholat umat muslim Indonesia mengarah ke Afrika, bukan Ka'bah di Mekah. Perubahan ini bukan diakibatkan gempa bumi yang membuat lokasi mekah atau Indonesia bergeser dari titik semula, tapi karena memang posisi Indonesia yang berada di sebelah timur Mekah.
Arah kiblat yang benar menurut MUI adalah 25 derajat ke kanan dari arah barat, atau barat laut. MUI menyarankan, untuk menyesuaikan perubahan ini, masjid-masjid dan mushollah tak perlu dibongkar, tapi cukup syafnya saja yang dihadapkan ke barat laut.