Pulau Bali, salah satu pulau andalan Indonesia untuk bidang pariwisata, sedang dibombardir dengan isu-isu miring oleh media asing. Majalah Times menyebut Pulau Dewata itu sebagai 'neraka', dan media Australia, Sydney Morning Herald, menyebutnya Beauty in The Beast.
Seperti dilansir Okezone, Sabtu (8/4/2011), berita di Sydney Morning Herald ditulis oleh Stephanie Gardiner, warga Australia yang kerap wara wiri ke pulau itu. Data yang didapat Stephanie diperoleh dengan mewawancarai juru bicara Flight Centre Australia, Haydn Long. Menurut dia, Bali merupakan salah satu dari 10 tujuan utama para pelancong dari Australia. Karena terbuka, dekat, dan memiliki banyak resort yang mewah.
Kata Long, Banyak para wisatawan yang bolak-balik ke Bali mengeluhkan mengenai kebersihan Pantai Kuta. Meskipun jumlah turis Austalia ke Bali mencapai 2,3 juta akhir tahun kemarin dan tahun ini diharapkan meningkat menjadi 2,5 juta turis.
“Setiap tempat wisata, pasti ada yang positif dan negatif,” kata Long.
“Pelancong Australia tetap memandang Bali sebagai tempat yang cantik dan tidak terlalu ambil pusing soal masalah itu ketika berlibur,” ungkapnya.
Dia mencontohkan saat terjadinya teror bom tahun 2002 dan 2005 lalu. Tetap saja pelancong Australia banyak yang bertanya, apakah mereka masih bisa berlibur ke Bali.
“Mereka menelepon apakah saya masih bisa ke Bali? Saya masih tetap ingin pergi. Aku cinta Bali, aku menyukai orang-orangnya. Hal buruk jika saya tidak pergi ke sana, mereka butuh bantuan saya sekarang,” ungkapnya.
Mengacu kepada Biro Statistik Australia, bulan Desember lalu sebanyak 683.700 pelancong Australia berkunjung ke Bali. Melonjak 21 persen dari tahun 2009 lalu.
Times menjuluki Bali sebagai neraka, karena pulau yang cantik itu kini tak hanya ditaburi banyak sampah, tapi karena lautnya pun, seperti Pantai Kuta, telah tercemar bakteri yang merusak kesehatan.
Tudingan Times ini ternyata dibenarkan peneliti dari Laboratorium Balai Karantina Ikan Ngurah Rai, Bali, Drh Putu Eka Sudaryatma. Bahkan, dia menyebut berenang di Kuta bisa berakibat iritasi dan gatal-gatal.
"Hal itu terjadi kepada orang yang memiliki kulit yang sensitif," kata Sudaryatma kepada Okezone melalui telepon, Kamis (7/4/2011).
Sudaryatma mengatakan, hal itu terjadi akibat banyaknya plankton laut mati dan mengakibatkan pencemaran. Kematian flora laut itu disebabkan terjadinya cuaca ekstrim. Seperti awal Maret 2011 lalu, air laut berubah menjadi coklat dan planton laut membusuk.
Menurut Sudaryatma, Pantai Kuta memang pernah tercemar bakteri saat terjadi cuaca panas atau hujan secara ekstrim.
Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan mengambil sampel air pantai yang nampak keruh berwarna coklat. Dia menyebut air tersebut telah tercemar akibat bakteri. "Sejak tanggal 1 sampai 4 Maret lalu, dari hasil uji laboratorium air Pantai Kuta mengarah tercemar bakteri," kata Sudaryatma.
Berubahnya warna coklat setelah dilakukan untuk mengetahui kadar keasaman PH air laut, ternyata ada penurunan PH dari kondisi normal antara 7 sampai 7,5 PH air turun menjadi 4. Penurunan kadar asam itu, disebabkan banyak faktor dan yang dominan karena faktor bakteri.
Didesak apa kesimpulan akhir dari penelitiannya itu, Sudaryatma enggan menjelaskan lebih jauh sebab bukan menjadi kewenangannya. "Saya sudah serahkan laporan hasil penelitian itu ke Dinas Perikanan dan Keluatan Kabupaten Badung, silakan konfirmasi langsung ke sana," sergahnya.
Dia menjelaskan, indikasi pencemaran akibat bakteri menguat karena setelah ada cuaca ekstrim itu maka terjadi peningkatan bakteri. Metabolisme bakteri itu bisa menyebabkan penurunan PH sehingga bisa mengancam mikroorganisme plankton.
Jika PH laut normal, maka plankton dapat berkembang hidup dengan baik, sebaliknya jika PH turun akan menyebabkan kematian massal kerana PH tidak cocok itu. "Banyaknya plankton yang mati lalu berkumpul di spot atau titik-titik sehingga menyebabkan air menjadi berubah keruh berwarna kecoklatan," katanya menjelaskan.
Plankton merupakan flora alami dan normal itu, sangat dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan kehidupan di laut, sehingga ketika terjai kematian massal plankton, akhirnya menimbulkan pencemaran.
Jika melihat potensi terjadinya pencemaran di pantai yang disebabkan perubahan cuaca ekstrim seperti saat terjadi angin barat pada bulan Maret lalu, maka ancaman itu bisa saja datang sewaktu-waktu.
"Kasus ini pertama kali saya temukan, hanya saja kapan akan terjadi lagi saya tidak tahu. Yang pasti bakteri itu akan muncul kalau terjadi perubahan cuaca ekstrim," jelasnya.
Selasa, 24 Juni 2014
Media Australia Juluki Bali Beauty in The Beast

Artikel Terkait Media Australia Juluki Bali Beauty in The Beast :
FPI Laporkan Panitia Q! Festival ke Polda Metro JayaFPI saat demo Goethe Institut. (int). Panitia penyelenggara Q! Festival dilaporkan Front Pembela Islam (FPI) ke Polda Metro Jaya. Pasalnya, meski telah didemo, panitia tetap memutar pelbagai film yan ... readmore
Ratusan Pulau di Maluku Terancam TenggelamRatusan pulau di Maluku terancam tenggelam dalam kurun waktu 20-30 tahun mendatang. Hal itu disebabkan semakin meningginya permukaan air laut akibat dampak dari pemanasan global. Seperti dilansir VIV ... readmore
Penduduk Miskin AS Naik 16%Aksi protes kaum miskin AS.Jumlah warga miskin di Amerika Serikat (AS) tahun lalu bertambah 16% menjadi 49 juta jiwa. Peningkatan jumlah kaum miskin di kalangan lanjut usia, etnis Asia dan Hispanik t ... readmore
Angelina Dicopot dari Jabatan Wasekjen Partai DemokratSudah jatuh ditimpa tangga. Begitulah nasib yang dialami Angelina Sondakh. Putri Indonesia 2001 yang juga anggota Komisi X DPR RI plus anggota Badan Anggaran (Banggar) DPR RI itu dicopot dari jabatan ... readmore
Siswa SD Meninggal Akibat Serangan JantungSerangan jantung biasanya dialami orang dewasa atau mereka yang telah berusia lanjut, namun kini serangan mematikan itu ternyata terjadi juga kepada anak-anak. Terbukti, di Amerika Serikat, seorang a ... readmore
Belerang Merapi Rambah Boyolali, Warga Sangup PingsanLetusan Merapi pada Senin (1/11/2010) tak hanya membuat Kabupaten Semarang, Boyolali, dan Salatiga mengalami hujan abu vulkanik, tapi juga membuat puluhan warga Desa Sangup, Kecataman Musuk, Boyolali ... readmore
7 Diktator Sekutu AS Yang Dicampakkan Gedung PutihAmerika Serikat (AS) agaknya menganut sistem 'habis manis sepah dibuang'. Pasalnya, situs Al-Jazeera Arab merilis sebuah artikel yang menuliskan daftar mantan sekutu diktator Gedung Putih yang diharg ... readmore
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar