Jumlah gunung berapi di Indonesia yang mengalami peningkatan status dari aktif normal menjadi 'Waspada', menjadi 15. Kawasan wisata yang ada di sekitar gunung-gunung itupun harus ditutup, karena membahayakan keselamatan pengunjungnya.
Seperti diberitakan Media Indonesia, Sabtu (30/10/2010), 15 gunung yang mengalami peningkatan status adalah Gunung Papandayan (Jawa Barat), Anak Krakatau (Banten), Kerinci (Jambi), Talang (Sumatera Barat), Dieng (Jawa Tengah), Slamet (Jawa Tengah), Rinjani (Flores), Rokatenda (Flores), Bromo (Jawa Timur), Soputan (MInahasa), Lukuno (Almahera), Gamalama (Ternate), Karengetang (Sulawesi Utara), Egon (Flores), dan satu gunung lagi di Papua.
Sementara sebelumnya, Jumat (29/10/2010), VIVAnews mengabarkan, gunung yang mengalami peningkatan status ada delapan, yakni Gunung Sinabung (Sumatera Utara), Talang (Sumatera Barat), Anak Krakatau (Lampung), Papandayan (Jawa Barat), Slamet (Jawa Tengah), Dieng (Jawa Tengah), Semeru (Jawa Timur), dan Bromo (Jawa Timur). Berita selengkapnya, KLIK DI SINI.
Terkait meningkatnya status 15 gunungu, seperti dikutip Media Indonesia, Peneliti Badan Geologi Bandung, Igan Sutawijaya, menjelaskan, gunung-gunung itu memiliki siklus erupsi empat hingga delapan tahun, dan saat ini gunung-gunnung itu telah tiba pada siklusnya.
"Saat tiba pada siklusnya, mereka mengeluarkan energi berupa letusan," katanya.
Jumat (29/10/2010), Badan Geologi Bandung telah meminta Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat, untuk menutup lokasi wisata di sekitar Gunung Papandayan. Apalagi karena gunung itu sempat menimbulkan gempa berkekuatan 4,5 pada skala Ritcher (SR).
"Aktivitas Papandayan terus meningkat. Salah satu indikasinya adalah, terjadinya letusan freatik disertai munculnya uap panas dan gas beracun. Juga gempa vulkanik dan tektonik," jelas Kepala Badan Geologi Bandung, R. Sukhyar.
Diakui, peningkatan aktivitas Papandayan dapat membahayakan wisatawan yang berkunjung ke lokasi di sekitar gunung itu, karena pengelola harus menutup lokasi itu.
Di sisi lain, peningkatan aktivitas Gunung Anak Krakatau tercatat pada seismograf di pos pemantau Desa Pasauran, Serang, Banten. Alat itu mencatat adanya gempa vulkanik rata-rata sebanyak 300 kali per hari di gunung yang berada di Selat Sunda tersebut. Gunung itu bahkan juga mengeluarkan gumpalan asap setinggi 400-700 meter. Petugas pemantau, Anton Pambudi, bahkan meminta warga Banten agar waspada, karena Anak Krakatau telah membentuk kawah baru di sebelah barat daya kawah lama yang meletus pada 28 Oktober 2008.
Di sisi lain, Gubernur NTT, Frans Lebu Raya, telah meminta warga di lereng Gunung Rokatenda dan Egon di Kabupaten Sikka, Flores, agar tidak panik meski kedua gunung itu mengalami peningkatan aktifitas. Tapi dia meminta agar warga mengikuti perkembangan gunung-gunung itu dan taat jiki diperintahkan mengungsi.
Senin, 28 Oktober 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar