![]() |
Kerry R. Bolton. (int) |
Seperti dikutip dari laman Konspirasi.com, Kamis (3/3/2011), dalam tulisannya, Bolton menyebut, dalam setiap ”revolusi damai spontan” seperti yang terjadi belakangan ini di Timur Tengah yang dimulai dari Tunisia, selalu akan ada seorang pria ataupun wanita yang sudah dipersiapkan untuk tampil dan mengambil alih.
Bolton menambahkan, orang-orang itu punya kesamaan latar belakang, sama-sama berpendidikan Barat, dan sejak awal memang sudah ”dipilih” oleh kalangan pemikir dan perencana (think tank) kelompok globalis.
Bolton mencontohkan tokoh revolusi di Ceko yang juga pemrakarsa kelompok perlawanan Piagam 77, Václav Havel. Kelompok Piagam 77 sendiri diketahui didanai organisasi nirlaba Amerika Serikat, National Endowment for Democracy.
Seusai revolusi damai tahun 1989, Havel diketahui punya jasa sangat besar membawa Ceko masuk NATO. Dia pula yang menyokong ekspansi NATO ke seluruh kawasan Eropa Timur.
Kondisi sama juga terjadi di Myanmar. Kelompok globalis menyokong penuh Aung San Suu Kyi, yang bahkan juga mereka anugerahi dengan hadiah Nobel Perdamaian sebagai bentuk pengakuan negara Barat.
![]() |
George Soros. (int) |
Pengakuan atas peran Soros dinyatakan sendiri oleh Havel, yang mengaku hormat atas peran dan dukungan Soros, termasuk pendanaannya pada perjuangan Havel di Ceko.
Menurut Havel, Soros adalah salah satu dari banyak orang yang tanpa kenal lelah mendukung gerakan masyarakat sipil di kawasan Eropa Tengah dan Timur. Tanpa kontribusi dan jaringan kerja Soros, Havel mengaku perubahan fundamental politik di Eropa dan Asia tidak akan pernah bisa terjadi secara cepat.
Dalam konteks Myanmar, Soros juga diyakini punya peran besar dalam memengaruhi dunia internasional, termasuk ketika negeri itu ditekan dan dijatuhi sanksi embargo.
Dari kedua fakta itu, Bolton menambahkan, bukan tidak mungkin ”revolusi spontan” di kawasan Timur Tengah juga terjadi dan akan menghasilkan kondisi serupa.
Lebih lanjut sejumlah kalangan meyakini Soros dengan konsep ”Masyarakat Terbuka”-nya juga berperan sangat besar di Mesir, termasuk dengan cara mendanai sejumlah organisasi dan tokoh oposisi di sana, untuk mendongkel rezim Hosni Mubarak.
Salah seorang tokoh oposisi Mesir yang didukung Soros terutama adalah Mohamed ElBaradei, yang juga anggota dewan International Crisis Group (ICG). Soros adalah salah seorang dari delapan anggota komite eksekutif ICG.
ElBaradei didukung untuk kemudian bekerja sama dengan kelompok Ikhwanul Muslimin, Mesir, yang selama ini dipahami memperjuangkan pembentukan kekhalifahan Islam dan anti-Barat.
0 komentar:
Posting Komentar