Di India, memiliki anak perempuan tidak dianggap sebagai anugerah dari yang Maha Kuasa, karena ketika si anak akan menikah misalnya, orangtua harus membiayai pernikahan dan memberi mahar yang sangat besar kepada calon suami si anak perempuan (menantu). Akibatnya, banyak ibu yang melakukan aborsi ketika tahu janin yang dikandungnya berjenis kelamin perempuan. Bahkan tak sedikit orang tua yang mengoperasi kelamin anak perempuannya menjadi laki-laki!
Seperti diolah dari berbagai sumber, Sabtu (23/7), juru bicara pemerintah India, Madya Pradesh, mengatakan, saat ini angka operasi ganti kelamin semakin tinggi, yakni mencapai 300 orang per tahun. Padahal biaya operasi melalui prosedur genitoplasty ini sangat mahal, lebih dari 2 juta poundsterling atau sekitar Rp28 juta.
"Ini angka yang semakin buruk," katanya mengakui.
Akibat keengganan orang tua memiliki anak perempuan, jumlah anak laki-laki di India kini jauh lebih banyak dibanding anak perempuan. Pada 2001 misalnya. Kala itu dari 1.000 anak yang lahir, 886 di antaranya anak perempuan. Tapi kini, dari 1.000 anak yang lahir, hanya 866 di antaranya yang berjenis kelamin perempuan.
Pradesh tak memungkiri kalau fenomena ini semakin merebak seiring dengan tingkat pendidikan masyarakat yang semakin membaik. Pasalnya, saat ini semakin banyak orang tua yang membunuh anak perempuannya karena tak ingin memberikan hartanya sebagai mas kawin atau mahar ketika melakukan resepsi pernikahan, atau bahkan tak berminat menyekolahkan anak sekolahnya setinggi mungkin karena akan mengalami kerugian dua kali, yakni membiayai pendidikannya dan memberikan mahar ketika si anak menikah.
"Ini jelas mengejutkan dan melanggar hak-hak anak," imbuh Pradeh lagi.
Fenomena ini mengemuka sekitar Juni 2011 lalu, setelah media massa India mengungkap adanya praktik dokter di Indore yang menerima operasi kelamin bayi dari seluruh India. Pemberitaan ini membuat kepolisian langsung memanggil dokter-dokter yang terlibat, dan dari penjelasan mereka diketahui adanya pembunuhan terhadap janin bayi perempuan dan penggantian kelamin anak perempuan menjadi laki-laki melalui operasi genitoplastiy, yaitu penanaman penis buatan ke organ perempuan dan menyuntiknya dengan hormon laki-laki sehingga penis akan tumbuh normal dan anak perempuan berubah menjadi laki-laki.
Fenomena ini kontan menyulut kontroveri di kalangan masyarakat India. Bahkan Komisi Nasional untuk Perlindungan Anak India telah mengeluarkan perintah kepada pemerintah untuk menginvestigasi fenemona itu dan harus melaporkan hasilnya dalam 15 hari.
Ranjana Kumari, aktivis dari Pusat Riset Sosial yang peduli pada isu aborsi, menilai apa yang dilakukan para orang tua di negaranya adalah "tindakan gila". Ia bahkan menilai, adanya fenomena ini membuktikan kegagalan pendidikan di negaranya, sehingga orang tua menolak bayi perempuan.
"Karena itu, saya mendesak pemerintah harus mendorong perubahan dan perspektif sosial tentang seorang perempuan dalam masyarakat India," tegasnya.
Jumat, 24 Oktober 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar