Sumber Artikel Internet

Sabtu, 17 Agustus 2013

Di Balik Fenomena dan Kontoversi Crop Circle

Minggu 23 Januari 2011 bangsa Indonesia dikejutkan oleh ditemukannya crop circle berdimeter 70 meter di tanah persawahan di Gunung Suru, Desa Jogotirto, Kecamatan Berbah, Kebupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Penemuan ini kontan menjadi kontoversi dan menimbulkan daya tarik luar biasa, sehingga ribuan orang berbondong-bondong untuk melihatnya. Bahkan salah seorang dari mereka, Aldo, mahasiswa Universitas Proklamasi Yogyakarta semester V angkatan 2006, jatuh dari Gunung Suru saat ingin menyaksikan tanda aneh itu pada Rabu 25 Januari 2011, dan meninggal.

Banyak orang berpersepsi, bahwa pola teratur yang terbentuk secara misterius di area ladang tanaman (crop circle) itu diciptakan oleh makhluk angkasa luar yang kita kenal dengan unindentified flying object (UFO), makhluk yang diyakini memiliki kecerdasan luar biasa. Pasalnya, selain ditemukan di Indonesia, menurut Wikipedia, crop circle juga ditemukan di 26 negara lain di dunia, seperti Inggris, Swiss dan Belanda, dengan jumlah crop circle mencapai sekitar 10.000 buah, dimana 90% di antaranya ditemukan di selatan Inggris. Bahkan crop circle pertama ditemukan di Warminster, Inggris, pada akhir 1970.

Inilah crop circle tersebut ;


Meski memiliki ukuran luar biasa, karena umumnya berdiameter puluhan meter, serta memiliki pola-pola yang rumit, namun didominasi oleh bentuk lingkaran atau setengah lingkaran, crop circle umumnya muncul hanya dalam satu hari, bahkan kurang. Artinya, jika hari ini lingkar tanaman itu belum ada, maka besok lingkar tanaman itu sudah ada.

Sebelum ditemukan di DIY, crop circle biasanya muncul di ladang-ladang gandum, barley, rye, jagung, dan lobak. Baru crop circle yang ditemukan di DIY lah yang berada di sawah yang ditanami padi. Ini terjadi, mungkin, karena ladang negara-negara dimana crop circle yang sebelumnya ditemukan, tidak ditanami padi, melainkan gandum, jagung, rye, barley, dan lobak.

Tapi benarkah crop circle dibuat oleh alien yang mengendarai UFO?

Pada 1991, dua orang yang menyatakan diri sebagai pranksters, Doug Bower dan Dave Chorley, mengaku kalau mereka lah yang membuat fenomena itu mulai 1978 dengan menggunakan alat-alat sederhana. Mereka bahkan membuktikan ucapannya dengan mendemostrasikan pembuatan crop circle dalam waktu hanya satu jam.

Setelah pengakuan yang kebenarannya diragukan tersebut, crop circle bermunculan dimana-mana, di beberapa negara, dan polanya pun makin rumit dan kompleks dibanding pola pertama yang ditemukan di Warminster pada akhir 1970. Beberapa di antaranya bahkan ada yang menyerupai makhluk luar angkasa (alien) seperti yang digambarkan dalam film-film fiksi ilmiah, menyerupai simbol agama, dan simbol mitologis arkeologi.


Kemunculan crop circle-crop circle ini membuat pengakuan Bower dan Chorley terkesampingkan, dan orang menjadi sibuk berspekulasi. Para penggemar mistik, pakar UFO, dan masyarakat awam pun ramai-ramai menawarkan hipotesis dan analisisnya, namun tetap saja, setiap kali crop circle ditemukan, kontroversi dan perdebatan mengiringi kemunculannya yang 'ajaib'. Para ilmuwan yakin fenomena crop circle bukan disebabkan oleh UFO, karena seperti dijelaskan Kepala Pemanfaatan Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Sri Kaloka, jika benar dibuat oleh alien yang mengendarai UFO, maka di lokasi lingkar tanaman itu akan ditemukan gelombang radiasi, baik beta maupun alpa.

"Tapi di situ tidak ditemukan. Bahkan tak ditemukan bekas daun, batang, atau tanah yang terbakar," katanya mengomentari penemuan crop circle di DIY seperti dikutip dari JPNN.com, Rabu (26/1/2011).

Yang menarik, crop circle di DIY tak hanya ditemukan di Desa Jogotirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, tapi juga di area persawahan di Dusun Panijoyo, Kelurahan Sri Martani, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, yang berjarak hanya lima kilometer dari Desa Jogotirto. Bentuk crop circle kedua ini mirip dengan yang di Sleman, namun lebih kecil karena hanya berdiameter 25 meter. Melalui situs, Studentmagz.com, seorang mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) mengklaim bahwa dia dan lima temannya lah yang membuat kedua crop circle tersebut. Hanya saja siapa namanya dan nama kelima temannya, tidak disebutkan. Mahasiswa ini hanya mengaku kalau dia dan teman-temannya adalah mahasiswa-mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan UGM. Benarkah? Yang pasti saat ini Polres Sleman sedang menyelidiki siapa pembuat fenomena yang menghebohkan tersebut.


Organisasi seniman

Anda mungkin bertanya-tanya, jika pengakuan mahasiswa UGM itu benar, apakah tujuannya? Hanya untuk mencari sensasi? Mungkin saja, dengan latar belakang keisengan atau kreatifitas semata. Yang jelas, pada awal 1990-an, seorang seniman Inggris bernama John Lundberg melopori berdirinya Circlemakers, sebuah kelompok yang telah membuat beberapa crop circle di Inggris dan beberapa negara di dunia sebagai bagian dari praktek seni dan untuk komersil.

Pada 11-12 Juli 1992 malam, kelompok ini membuat kompetisi pembuatan crop circle
di Berkshire, Inggris, dengan hadiah beberapa ribu poundsterling yang sebagian dananya disumbangkan oleh Arthur Koestler Foundation. Pemenang kompetisi ini membuat crop circle dengan melibatkan ahli mesin di Westland Helicopters, dan mennggunakan peralatan berupa tali, pipa PVC, dan tangga. Sedang peserta yang lain menggunakan roller taman kecil, papan, dan tali.

Pada 2002, untuk pembuatan film dokumenternya, Discovery Channel menugaskan lima orang aeronautika dan mahasiswa pascasarjana astronautika dari MIT untuk menduplikasi crop circle yang diklaim Bower dan Chorley sebagai lingkar tanaman buatan mereka. Hasilnya diabadikan sebagai bagian dari film dokumenter Discovery Channel yang berjudul Crop Circles: Mysteries in the Fields.

Di Balik Fenomena dan Kontoversi Crop Circle Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

0 komentar:

Posting Komentar