Hampir 15 tahun lalu para ahli geologi Jepang telah memprediksi terjadinya gempa besar dan tsunami yang meluluhlantakkan kota-kota di sepanjang pesisir timur Negeri Sakura itu pada Jumat (11/3/2011). Mereka tahu, patahan Sendai merupakan sumber petaka itu.
Peringatan serupa juga diingatkan sejumlah pakar akan bahaya gempa besar di patahan Siberut, Mentawai, Sumatera Barat. Tiga tahun silam, Sumbar telah mengkaji dampak terburuk dari bencana gempa dan tsunami yang berpotensi menghantam enam kabupaten/kota di pesisir pantai. Bahaya itu dituangkan dalam rencana kontijensi Sumbar dalam menangani bencana.
"Ancaman Siberut semakin nyata, kita perlu bertegas-tegas menyampaikan ini walaupun belum tentu masyarakat dapat menerimanya. Ini serius," kata Kepala Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana BPBD Sumbar Ade Edward pada VIVAnews.com, Selasa (15/3/2011).
Dalam rencana kontijensi ini disebutkan, jika koordinasi mitigasi bencana tidak berjalan maksimal, 40 ribu jiwa akan menjadi korban dalam bencana gempa Siberut. Seberapa siapkah Sumbar menghadapi bencana ini?
Belajar dari gempa dan tsunami yang menghantam Jepang, Sumbar belum memiliki peralatan maksimal mengurangi risiko korban bencana. Keterbatasan alat peringatan dini menjadi persoalan mendasar yang hingga saat ini belum dibangun hingga menyentuh elemen masyarakat bawah.
Peringatan dini yang terpasang saat ini baru sebatas pada tingkat hulu (provinsi). Di enam kabupaten/kota di pesisir Samudera Hindia, belum satu pun manajemen peringatan dini berbasis komunikasi publik yang terpasang. "Saat ini, baru Mentawai memiliki jaringan komunikasi bencana yang terintegrasi dengan provinsi dan BNPB. Padang, Pesisir Selatan, Agam, Pariaman, Pasaman, belum punya," kata Ade.
Ada empat hal yang mesti dibangun untuk mengurangi risiko bencana Siberut. Keempat hal pkok tersebut menurut Ade yakni: menyiapkan sistem peringatan dini bersifat umum, menyiapkan petugas yang cakap, peralatan tanggap darurat, pendidikan masyarakat.
Hal ini membedakan Jepang dengan kondisi di Sumbar saat ini. Meskipun informasi dari sejumlah ahli atau pakar gempa terkait potensi gempa Siberut telah diutarakan pasca gempa dan tsunami Aceh 2004 lalu, antisipasi yang dilakukan belum maksimal.
"Kita belum maksimal, tapi kita tetap berusaha membangun kesiapsiagaan ini. Peran masyarakat juga dibutuhkan untuk hal ini, jangan berharap pada pemerintah semata," katanya. Ia berharap, masyarakat Sumbar berpikir positif dalam menerima sejumlah informasi potensi gempa Siberut.
Kondisi tersebut, menurutnya, akan memberikan peluang lebih besar untuk mengurangi dampak korban akibat bencana. Ia mengaku, posisi pemerintah menjadi serba salah saat menyampaikan potensi gempa di Siberut. "Didiamkan dengan alasan menjaga kestabilan warga kita keliru. Diutarakan, masyarakat juga mencap kita menakut-nakuti," ujarnya.
Kamis, 17 Juli 2014
Gempa Besar Intai Siberut

Artikel Terkait Gempa Besar Intai Siberut :
Pakar Salah Hitung, Kiamat Tak Jadi pada 2012Keraguan banyak orang bahwa kiamat akan terjadi pada 2012, memang beralasan. Karena selain hanya Allah yang tahu kapan kiamat akan terjadi, juga karena banyak yang ragu apakah perhitungan suku Maya b ... readmore
Eropa di Ambang Resesi DahsyatDemo di Inggris.Krisis utang properti di Amerika Serikat memang sangat luar biasa. Krisis yang telah merambat ke benua Eropa itu tak hanya membuat sejumlah negara di benua biru itu terancam jatuh ke ... readmore
Tabrakan Maut Tewaskan SimoncelliSimoncelli semasa hidup.Dunia balap kembali berduka. Pembalap Italia Marco Simoncelli tewas setelah mengalami kecelakaan di MotoGP Malaysia, Minggu (23/10/2011). Pembalap berusia 24 tahun itu jatuh d ... readmore
Nasib Cagar Budaya di Jakarta - 1 (Rawan Punah)Rumah Cantik. Pasal 1 ayat (1) UU No 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya menegaskan bahwa bangunan cagar budaya perlu dilestarikan karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidi ... readmore
Istri Nazaruddin Kini Jadi Buruan InterpolProfil Neneng Sri Wahyuni, istri mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin, akhirnya ditayangkan di laman resmi Interpol. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebelumnya menetapkan Nene ... readmore
Belerang Merapi Rambah Boyolali, Warga Sangup PingsanLetusan Merapi pada Senin (1/11/2010) tak hanya membuat Kabupaten Semarang, Boyolali, dan Salatiga mengalami hujan abu vulkanik, tapi juga membuat puluhan warga Desa Sangup, Kecataman Musuk, Boyolali ... readmore
Ahmadiyah, Buah Konspirasi Untuk Lemahkan IslamDemo pembubaran Ahmadiyah. (int)Ahmadiyah jelas merupakan ajaran agama Islam yang diselewengkan, yang jika dirunut dari sejarah pendiriannya, merupakan sekte yang berdiri berdasarkan kosnpirasi besar ... readmore
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar