Sumber Artikel Internet

Jumat, 10 Januari 2014

Amerika Dihantam Bencana Beruntun




Warga AS panik pascagempa. (int)
Amerika Serikat (AS) agaknya sedang diazab oleh Allah SWT akibat sepak-terjangnya yang cenderung menzolimi banyak orang di dunia, terutama umat Islam dan negara-negara di Timur Tengah dan sekitarnya. Pasalnya, negara adidaya yang berada di bawah pengaruh kuat bangsa Yahudi itu dilanda bencana beruntun. Setelah didera krisis ekonomi yang memurukkan negara itu, kini AS diguncang gempa berkekuatan 5,8 pada skala ritcher (SR) dan gelombang panas yang mematikan.

Data berbagai sumber, Rabu (24/8/2011), menyebutkan, gempa mengguncang sepanjang pantai timur Amerika Serikat pada Selasa (23/3/2011) malam waktu Indonesia bagian barat (WIB) atau Rabu (24/3/2011) pukul 13.51 waktu setempat. Menurut badan Survei Geologi AS (USGS), gempa tersebut berpusat di Mineral Virginia pada ke dalaman 6 km dan berjarak sekitar 83 Km dari Washington DC, ibu kota AS. Kuatnya guncangan ini membuat Washington DC, New York dan kota-kota di sepanjang pantai timur AS ikut bergetar.

Masih menurut USGS, gempa ini merupakan salah satu gempa terbesar yang pernah terjadi di pantai timur AS sejak 1897, dan kekuatannya menyamai gempa New York pada 1944. Gempa ini juga termasuk kejadian langka di AS karena biasanya gempa di negeri Barack Obama ini terjadi di sepanjang pantai barat yang masuk zona ring of fire.

Kuatnya guncangan gempa membuat panik penduduk di pusat gempa maupun yang di kota-kota terdampak. Di New York, Washington, dan Georgia misalnya, masyarakat panik dan berhamburan meninggalkan rumah-rumah dan gedung-gedung tempat mereka bekerja. Bahkan sebagian karyawan di Gedung Putih, gedung DPR AS dan Pentagon, dievakuasi, karena tak lama setelah gempa mengguncang, dua gempa susulan dengan skala lebih kecil, menyusul.

Koresponden Voice of Amerika (VoA) Helmi Yohannes yang sedang berada di kantornya di New York, kepada Metro TV megatakan, gempa itu membuat dirinya pusing, sehingga mengira dirinya mendadak sakit.

"Tapi belakangan saya tahu saya pusing akibat guncangan gempa," katanya.

Belum ada laporan tentang adanya korban jiwa akibat peristiwa ini, namun sejumlah bangunan dikabarkan rusak, termasuk di antaranya gedung Katedral Nasional.

Kepolisian Federal mengatakan, gempa ini juga membuat dua reaktor Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di North Anna, tak jauh dari pusat gempa, langsung dimatikan guna mengantisipasi kalau jangan-jangan akibat gempa, reaktor PLTN tersebut rusak atau meledak seperti yang terjadi di Fukushima, Jepang, ketika negara itu diguncang gempa berkekuatan 9 SR pada 11 Maret 2011 (selengkapnya KLIK DI SINI). Otoritas Nuklir AS (NRC) bahkan terpaksa harus menenangkan warga di sekitar PLTN tersebut dengan mengatakan bahwa gempa tidak membuat PLTN itu menjadi membahayakan. Dominion Resources, perusahaan yang mengoperasikan PLTN melalui jubirnya, Jim Norvelle, menyatakan, PLTN dirancang untuk tahan terhadap gempa hingga 6,2 SR.

Namun demikian, baik Dominion maupun NRC tak dapat memastikan kapan PLTN berdaya 1.806 megawatt ini dapat dioperasikan kembali.

Gempa yang berlangsung singkat, hanya 30 detik, itu juga mengganggu jaringan sambungan telepon selular selama beberapa saat sehingga warga tak dapat menghubungi sanak saudara dan kerabatnya melalui jaringan itu.

"Gempa juga menyebabkan kemacetan di hampir seluruh penjuru kota. Sistem transportasi Metro sangat penuh sehingga banyak orang yang jalan kaki atau bersepeda untuk pulang ke rumah," jelas Peter Walker, seorang warga New York kepada BBC.

Penerbangan dari New York juga ditunda sementara karena otoritas penerbangan menjadi sibuk memeriksa apakah ada fasilitas yang rusak. Namun tak lama kemudian aktifitas penerbangan di Bandara John F Kennedy dan Newark kembali normal.


Gelombang Panas

Sebelumnya, Jumat (22/7/2011), kawasan tengah dan timur Amerika Serikat dan Kanada dilanda gelombang panas dengan suhu udara mencapai 37 derajat celcius. Musibah ini menyebabkan 22 orang meninggal dunia.

Layanan cuaca AS sempat memperingatkan kalau kelembaban uara dan panas di kawasan timur berada pada level bahaya dan suhu tidak akan turun setidaknya hingga hari Minggu (24/7/2011).

Dari 22 korban meninggal, 13 di antaranya warga di negara bagian Missouri, dan sisanya di negara bagian Oklahoma, kota Hutchinson, dan Kansas. Korban tewas di antaranya anak berusia tiga tahun dan tiga orang lansia (lanjut usia).

Gelombang panas ini juga berdampak terhadap ternak dan tanaman pangan. Di Minnesota, tingkat kematian ternak mencapai angka tertinggi dalam tiga dasawarsa. Di antara hewan ternak yang mati, terbanyak ayam kalkun.


Resesi Ekonomi

Dalam bidang ekonomi, hingga kini perekonomian Amerika semakin terpburuk akibat krisis perekomian yang dipicu ketidakmampuan para kreditor rumah membayar cicilan kreditnya. Krisis yang mulai terjadi di penghujung 2008 ini tak hanya membuat bangkrut sekitar 100 lembaga finansial gulung tikar, namun juga membuat angka pengangguran melonjak drastis karena lembaga-lembaga keuangan tersebut mem-PHK ribuan karyawannya. Bahkan krisis Amerika ini telah melebar ke Eropa dan terancam menjadi resesi global (berita terkait KLIK DI SINI).

Seperti diketahui, kebijakan luar negeri AS cenderung mengintervensi kebijakan-kebijakan negara lain. Setelah 'merusak' Irak dan Afghanistan dengan dalih perang terhadap terorisme, AS ditengarai berada di belakang revolusi Mesir, Tunisia, Yaman, Libya, dan beberapa negara di Timur Tengah dan sekitarnya. AS tentu saja tidak sendiri dalam hal ini karena didukung sekutu-sekutu setianya, seperti Inggris dan Perancis. Akibat campur tangannya di negara-negara orang, AS telah menggelontorkan dana hingga triliunan rupiah hanya untuk membiayai kebijakannya itu.

Amerika Dihantam Bencana Beruntun Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

0 komentar:

Posting Komentar